DESAIN PEMBELAJARAN PAI
OLEH; Drs. Syamsul Maarif,
M.Pd
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Satndar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa dalam proses
pembelajaran pada satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik, dan dalam proses pembelajaran, pendidik
memberikan keteladanan.
Untuk dapat menyajikan
pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan; seorang guru
harus berwawasan luas dan mempunyai kompetensi sesuai dengan bidangnya, kreatif
sehingga mampu berinovasi dan menjadikan pembelajaran di kelas menjadi lebih
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan melalui beberapa langkah inovatif :
- Menciptakan Lingkungan Belajar Yang Rileks
- Memanfaatkan Sarana Bermain
- Penggunaan Indra Yang Lima
- Pemanfaatan Alam Sekitar
- Motivasi Yang Kuat dan Positif
- Mencintai Seperti Anak Sendiri
- Memanfaatkan TIK
Menurut Sutarto (2005) ada bebarapa
kelebihan dalam penggunaan TIK dalam pembelajaran PAI, yaitu :
1)
Aktif, memungkinkan siswa dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran PAI yang menarik dan bermakna
2)
Intentional, memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias dan
intens berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan
3)
Constructive, memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide
baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna
atau keingintahuan dan keraguan yang selama ini muncul dalam benarnya
4)
Collaborative, memungkinkan siswa dalam suatu
kelompok/komunitas yang saling bekerja sama, berbagi ide, saran atau pengalaman
untuk sesama anggota kelompoknya
5)
Conversational, memungkinkan proses pembelajaran secara inheren
merupakan suatu proses social dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan
dari proses komunikasi tersebut baik di dalam pembelajaran di kelas maupun
pembelajaran di luar kelas
6)
Contextualizet, memungkinkan situasi pembelajaran diarahkan pada
proses yang bermakna (real-word) melalui pendekatan problem
based/case-based learning
7)
Reflective, memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia
pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari
proses belajar itu sendiri.