Menag Lantik Dirjen Pendidikan Islam dan Pejabat Eselon II
KEMENAGTANJABTIM.COM | Jakarta (Pinmas) -- Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali melantik dan mengambil sumpah Prof. Dr. H. Nur Syam M.Si sebagai Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) menggantikan Prof. Dr. H. Muhammad Ali M.Pd di operation room Kemenag, Jakarta, Selasa (17/1) sore .
Selain itu dilantik pula Hj. Sri Ilham Lubis Lc.M.Pd sebagai Direktur Pelayanan Haji pada Ditjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh (PHU) menggantikan Drs. Zainal Abidin Supi.
Selanjutnya Zainal Abdin Supi diangkat sebagai Inspektur Wilayah I Itjen Kementerian Agama. Sedangkan Drs. H. Hamka M.Ag diangkat sebagai Direktur Pemberdayaan Zakat, sementara Dr. H. Marwazi M.Ag sebagai Kakanwil Kemenag Jambi.
Sementara Roos Pontororing Bastian S.Th. M.Si diangkat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen Manado, Sulawesi Utara.
"Saya berharap seluruh pejabat di lingkungan Kementerian Agama mempunyai sifat amanah kepemimpinan yang terpuji, tanggap terhadap perubahan, berjiwa merakyat, bersih, ikhlas dan berintegritas," kata Menag Suryadharma Ali ketika memberikan sambutan pada acara tersebut.
Menag minta para pejabat yang baru diangkat diharapkan meneladankan kejujuran, yaitu tidak hanya kejujuran dalam bekerja, tetapi juga kejujuran dalam menerima dan memberikan informasi.
Jangan ABS
Menteri Agama Suryadharma Ali, juga menegaskan bahwa kesalahan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang tidak tepat, kerapkali terjadi karena distorsi informasi akibat masih adanya budaya "asal bapak senang" (ABS) pada sebagian pejabat.
Untuk itu, Menag meminta para pejabat eselon I dan II yang merupakan "filter terakhir" dalam setiap pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan pada Kementerian Agama, agar selalu bersikap jujur, objektif dan terbuka, sehingga sejauh mungkin dapat menghindari terjadinya kesalahan dan kekeliruan, baik di masa sekarang ataupun di kemudian hari.
Menag juga minta perhatian para pejabat yang baru mengemban tugas terhadap beberapa hal yang memerlukan penanganan segera.
Dalam lingkup tugas Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, dituntut untuk melakukan penguatan peran dan kualitas pendidikan Islam sehingga kehadirannya lebih dirasakan di tengah masyarakat.
Pendidikan Islam sebagai salah satu pilar pendidikan nasional, yang meliputi pendidikan madrasah, pesantren dan perguruan tinggi agama Islam, memerlukan penguatan dan peningkatan kualitas sehingga keberadaannya diperhitungkan dalam dunia pendidikan di masa kini dan masa depan.
Berkaitan dengan isu-isu permanen pendidikan agama dan keagamaan ini, Menag juga minta perhatian Ketua STAKN agar melanjutkan upaya pembenahan tata kelola dan kualitas pendidikan tinggi keagamaan yang saudara pimpin, sehingga menghasilkan lulusan yang berguna di tengah masyarakat.
Persoalan haji
Di bidang penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, diminta pula dapat menindak-lanjuti hasil evaluasi pelayanan haji tahun 2011 yang lalu sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan haji tahun 2012.
"Seiring perjalanan waktu yang tidak pernah menunggu, saya minta persiapan pelayanan ibadah haji tahun 2012 dilakukan lebih awal," harap Menag.
Standar dan indikator keberhasilan pelayanan haji, kata Menag, harus dikembangkan dan disesuaikan dengan paradigma baru pelayanan publik yang berbeda dibanding sepuluh atau dua puluh tahun lalu.
Dalam lingkup tugas Bimbingan Masyarakat Islam, dengan kehadiran Undang-Undang Pengelolaan Zakat yang baru, tugas Direktorat Pemberdayaan Zakat tidak hanya sekadar mensosialisasikan undang-undang, tapi merumuskan, menjalankan, dan mengawal fungsi stretagis Kementerian Agama sebagai regulator dan pemegang fungsi pengawasan dalam tata kelola zakat secara nasional yang terintegrasi.
Direkrorat Pemberdayaan Zakat dan Kanwil Kementerian Agama harus menjalin kerjasama dan koordinasi yang lebih efektif dengan BAZNAS di pusat dan BAZNAS di daerah.
Dalam rangka pelaksanaan undang-undang, perumusan beberapa peraturan, seperti Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Agama, serta pengembangan fungsi BAZNAS sebagai lembaga non-struktural yang berada dalam garis koordinasi dengan Menteri Agama, ia minta untuk segera ditindaklanjuti.
Sementara itu, memasuki tahun anggaran 2012 ini fungsi pengawasan internal pada Kementerian Agama harus lebih fokus dan mengarahkan seluruh upaya penguatan tata kelola keuangan dan sumber daya organisasi lainnya dalam rangka menegakkan akuntabilitas pengelolaan anggaran dan keuangan sehingga kita dapat mencapai hasil audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Penerapan Instruksi Presiden berkaitan pengelolaan keuangan negara pada lingkungan kementerian/lembaga pemerintah harus mendapat perhatian.(ant/ess)
Sumber: Kemenag RI
05.24 | Posted in Seputar Kemenag | Read More »
Penyuluh Agama dan Problem Masyarakat Modern
Di Indonesia sekurang-kurangnya ada lima lapisan strata masyarakat; lapisan ultra modern, masyarakat modern,masyarakat urban,masyarakat tradisionil, masyarakat terbelakang bahkan di Papua masih ada masyarakat yang hidup di zaman batu, belum berpakaian. Kelimanya menerima stimulus yang sama dari budaya global, berupa kebebasan, kemewahan, pornografi, kekerasan dan lain sebagainya yang berbeda dengan nilai-nilai tradisi dan budaya Indonesia. Dampaknya luar biasa, norma-norma agama dan budaya local terjungkir-balik pada kehidupan keluarga, kehidupan social politik, ekonomi, mode, selera makanan,musik dan gaya hidup lainnya. Nah inilah problem berat bagi petugas penyuluh agama, karena penyuluh itu sendiri juga menjadi korban dari gelombang budaya globalisasi. Banyak penyuluh agama yang belummasuk lapisan modern,masih berada pada lapisan urban. Diperlukan kerja ektra keras untukmempersiapkan penyuluh agama mampu berperan dalam membantu problem masyarakat modern.
PENYAKIT MANUSIA “MODERN"
Yang dimaksud dengan penyakit manusia modern dalam tulisan ini adalah gangguan psikologis yang diderita oleh manusia yang hidup dalam lingkungan peradaban modern. Sebenarnya zaman modern ditandai dengan dua hal sebagai cirinya, yaitu (1) penggunaan tehnologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia, dan (2) berkembangnya ilmu pengetahuan sebagai wujud dari kemajuan intelektual manusia. Manusia modern idealnya adalah manusia yang berfikir logis dan mampu menggunakan berbagai teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dengan kecerdasan dan bantuan teknologi, manusia modern mestinya lebih bijak dan arif, tetapi dalam kenyataannya banyak manusia yang kualitas kemanusiaannya lebih rendah dibanding kemajuan berfikir dan teknologi yang dicapainya. Akibat dari ketidak seimbangan itu kemudian menimbulkan gangguan kejiwaan. Celaka-nya lagi, penggunaan alat transportasi dan alat komunikasi modern menyebabkan manusia hidup dalam pengaruh global dan dikendalikan oleh arus informasi global, padahal kesiapan mental manusia secara individu bahkan secara etnis tidaklah sama.
Akibat dari ketidak seimbangan itu dapat dijumpai dalam realita kehidupan dimana banyak manusia yang sudah hidup dalam lingkup peradaban modern dengan mengunakan berbagai teknologi-bahkan tehnologi tinggi sebagai fasilitas hidupnya, tetapi dalam menempuh kehidupan, terjadi distorsi-distorsi nilai kemanusiaan, terjadi dehumanisasi yang disebabkan oleh kapasitas intelektual, mental dan jiwa yang tidak siap untuk mengarungi samudera atau hutan peradaban modern. Mobilnya sudah memakai Mercy, tetapi mentalnya masih becak, alat komunikasinya sudah menggunakan telpon genggam dan internet, tetapi komunikasinya masih memakai bahasa isyarat tangan, menu makan yang dipilih pizza dan ayam Kentucky, tetapi wawasan gizinya masih kelas tempe bongkrek. Kekayaan, jabatan dan senjata yang dimilikinnya melambangkan kemajuan, tetapi jiwanya kosong dan rapuh. Semua simbol manusia modern dipakai, tetapi substansinya. yakni berfikir logis dan penguasaan teknologi maju masih jauh panggang dari api.
1. Kerangkeng Manusia Modern
Ketidak berdayaan manusia bermain dalam pentas peradaban modern yang terus melaju tanpa dapat dihentikan itu menyebabkan sebagian besar "manusia modern" itu terperangkap dalam situasi yang menurut istilah Psikolog Humanis terkenal, Rollo May disebut sebagai "Manusia dalam Kerangkeng", satu istilah yang menggambarkan salah satu derita manusia modern.
Manusia modern seperti itu sebenarnya adalah manusia yang sudah kehilangan makna, manusia kosong, The Hollow Man. Ia resah setiap kali harus mengambil keputusan, ia tidak tahu apa yang diinginkan, dan tidak mampu memilih jalan hidup yang diinginkaan. Para sosiolog menyebutnya sebagai gejala keterasingan, alienasi, yang disebabkan oleh (a) perubahan sosial yang berlangsung sangat cepat, (b) hubungan hangat antar manusia sudah berubah menjadi hubungan yang gersang, (c) lembaga tradisionil sudah berubah menjadi lembaga rational, (d) masyarakat yang homogen sudah berubah menjadi heterogen, dan (e) stabilitas sosial berubah menjadi mobilitas sosial.
Situasi psikologis dalam sistem sosial yang mengkungkung manusia modern itu bagaikan kerangkeng yang sangat kuat, yang membuat penghuni di dalamnya tak lagi mampu berfikir untuk mencari jalan keluar dari kerangkeng itu. Orang merasa tak berdaya untuk melakukan upaya perubahan, kekuasaan (sistem) politik terasa bagaikan hantu yang susah diikuti standar kerjanya, ekonomi dirasakan tercengkeram oleh segelintir orang yang bisa amat leluasa mempermainkannya sekehendak hati mereka, bukan kehendaknya, dan nilai-nilai luhur kebudayaan sudah menjadi komoditi pasar yang fluktuasinya susah diduga.
Bagaikan orang yang telah lama terkurung dalam kerangkeng, manusia modern menderita frustrasi dan berada dalam ketidak berdayaan, powerlessness. Ia tidak mampu lagi merencanakan masa depan, ia pasrah kepada nasib karena merasa tidak berdaya apa-apa. Rakyat acuh tak acuh terhadap perkembangan politik, pegawai negeri merasa hanya kerja rutin, dan hanya mengerjakan yang diperintah dan yang diawasi atasannya.
Kerangkeng lain yang tidak kalah kuatnya adalah dalam kehidupan sosial. Manusia modern dikerangkeng oleh tuntutan sosial. Mereka merasa sangat terikat untuk mengikuti skenario sosial yang menentukan berbagai kriteria dan mengatur berbagai keharusan dalam kehidupaan sosial. Seorang isteri pejabat merasa harus menyesuaikan diri dengan jabatan suaminya dalam hal pakaian, kendaraaan, assesoris, bahkan sampai pada bagaimana tersenyum dan tertawa. Seorang pejabat juga merasa harus mengganti rumahnya, kendaraannya, pakaiannya, kawan-kawan pergaulannya, minumannya, rokoknya dan kebiasan-kebiasaan lainnya agar sesuai dengan skenario sosial tentang pejabat. Kaum wanita juga dibuat sibuk untuk mengganti kosmetiknya, mode pakaiannya, dandanannya, meja makan dan piring di rumahnya untuk memenuhi trend yang sedang berlaku .
Manusia modern begitu sibuk dan bekerja keras melakukan penyesuaian diri dengan trend modern. Ia merasa sedang berjuang keras untuk memenuhi keinginannya, padahal yang sebenarnya mereka diperbudak oleh keinginan orang lain, oleh keinginan sosial. Ia sebenarnya sedang mengejar apa yang diharapkan oleh orang lain agar ia mengejarnya. Ia selalu mengukur perilaku dirinya dengan apa yang ia duga sebagai harapan orang lain. Ia boleh jadi mem-peroleh kepuasan, tetapi kepuasan itu sebenarnya kepuasan sekejap, yakni kepuasan dalam mempertontonkan perilaku yang dipesan oleh orang lain. Ia tak ubahnya pemain sandiwara di atas panggung yang harus trampil prima sesuai dengan perintah sutradara, meskipun boleh jadi ia sedang kurang sehat.
Begitulah manusia modern, ia melakukan sesuatu bukan karena ingin melakukannya, tetapi karena merasa orang lain menginginkan agar ia melakukannya. Ia sibuk meladeni keinginan orang lain, sampai ia lupa kehendak sendiri. Ia memiliki ratusan topeng sosial yang siap dipakai dalam berbagai event sesuai dengan skenario sosial, dan saking seringnya menggunakan topeng sampai ia lupa wajah asli miliknya. Manusia modern adalah manusia yang sudah kehilangan jati dirinya, perilakunya sudah seperti perilaku robot, tanpa perasaan. Senyumnya tidak lagi seindah senyuman fitri seorang bayi, tetapi lebih sebagai make up. Tawanya tidak lagi spontan seperti tawa ceria kanak-kanak dan remaja, tetapi tawa yang diatur sebagai bedak untuk memoles kepribadiannya. Tangisannya tidak lagi merupakan rintihan jiwa, tetapi lebih merupakan topeng untuk menutupi borok-borok akhlaknya, dan kesemuanya sudah diprogramkan kapan harus tertawa dan kapan harus menangis.
2. Gangguan Kejiwaan Manusia Modern
Sebagai akibat dari sikap hipokrit yang berkepanjangan, maka manusia modern mengidap gangguan kejiwaan antara lain berupa: (a) Kecemasan, (b) Kesepian, (c) Kebosanan, (d) Perilaku menyimpang, (e) Psikosomatis.
a. Kecemasan
Perasaan cemas yang diderita manusia modern tersebut diatas adalah bersumber dari hilangnya makna hidup, the meaning of life. Secara fitri manusia memiliki kebutuhan akan makna hidup. Makna hidup dimiliki oleh seseorang manakala ia memiliki kejujuran dan merasa hidupnya dibutuhkan oleh orang lain dan merasa mampu dan telah mengerjakan sesuatu yang bermakna untuk orang lain. Makna hidup biasanya dihayati oleh para pejuang - dalam bidang apapun - karena pusat perhatian pejuang adalah pada bagaimana bisa menyumbangkan sesuatu untuk kepentingan orang lain. Seorang pejuang biasanya memiliki tingkat dedikasi yang tinggi, dan untuk apa yang ia perjuangkannya, ia sanggup berkorban, bahkan korban jiwa sekalipun.
Meskipun yang dilakukan pejuang itu untuk kepentingan orang lain, tetapi dorongan untuk berjuang lahir dari diri sendiri, bukan untuk memuaskan orang lain. Seorang pejuang melakukan sesuatu sesuai dengan prinsip yang dianutnya, bukan prinsip yang dianut oleh orang lain. Kepuasan seorang pejuang adalah apabila ia mampu berpegang teguh kepada prinsip kejuangannya, meskipun boleh jadi perjuangannya itu gagal.
Adapun manusia modern seperti disebutkan diatas, mereka justeru tidak memilki makna hidup, karena mereka tidak memiliki prinsip hidup. Apa yang dilakukan adalah mengikuti trend, mengikuti tuntutan sosial, sedangkan tuntutan sosial belum tentu berdiri diatas suatu prinsip yang mulia. Orang yang hidupnya hanya mengikuti kemauan orang lain, akan merasa puas tetapi hanya sekejap, dan akan merasa kecewa dan malu jika gagal. Karena tuntutan sosial selalu berubah dan tak ada habis-habisnya maka manusia modern dituntut untuk selalu mengantisipasi perubahan, padahal perubahan itu selalu terjadi dan susah diantisipasi, sementara ia tidak memiliki prinsip hidup, sehingga ia diperbudak untuk melayani perubahan. Ketidak seimbangan itu, dan terutama karena merasa hidupnya tak bermakna, tak ada dedikasi dalam perbuatannya, maka ia dilanda kegelisahan dan kecemasan yang berkepanjangan. Hanya sesekali ia menikmati kenikmatan sekejap, kenikmatan palsu ketika ia berhasil pentas diatas panggung sandiwara kehidupan.
b. Kesepian
Gangguan kejiwaan berupa kesepian bersumber dari hubungan antar manusia (interpersonal) di kalangan masyarakat modern yang tidak lagi tulus dan hangat. Kegersangan hubungan antar manusia ini disebabkan karena semua manusia modern menggunakan topeng-topeng sosial untuk menutupi wajah kepribadiannya. Dalam komunikasi interpersonal,manusia modern tidak memperkenalkan dirinya sendiri, tetapi selalu menunjukannya sebagai seseorang yang sebenarnya bukan dirinya. Akibatnya setiap manusia modern memandang orang lain, maka yang dipandang juga bukan sebagai dirinya, tetapi sebagai orang yang bertopeng. Selanjutnya hubungan antar manusia tidak lagi sebagai hubungan antar kepribadian, tetapi hubungan antar topeng, padahal setiap manusia membutuhkan orang lain, bukan topeng lain.
Sebagai akibat dari hubungan antar manusia yang gersang, manusia modern mengidap perasaan sepi, meski ia berada di tengah keramaian. Sebagai manusia, ia benar-benar sendirian, karena yang berada di sekelilingnya hanyalah topeng-topeng. Ia tidak dapat menikmati senyuman orang lain, karena iapun mempersepsi senyuman orang itu sebagai topeng, sebagaimana ketika ia tersenyum kepada orang lain. Pujian orang kepadanya juga dipandangnya sebagai basa-basi yang sudah diprogram, bahkan ucapan cinta dari sang kekasihpun terdengar hambar karena ia memandang kekasihnyapun sebagai orang yang sedang mengenakan topeng cinta. Sungguh malang benar manusia modern ini.
c. Kebosanan
Karena hidup tak bermakna, dan hubungan dengan manusia lain terasa hambar karena ketiadaan ketulusan hati, kecemasan yang selalu mengganggu jiwanya dan kesepian yang berkepanjangan, menyebabkan manusia modern menderita gangguan kejiwaan berupa kebosanan. Ketika diatas pentas kepalsuan, manusia bertopeng memang memperoleh kenikmatan sekejap, tetapi setelah ia kembali ke rumahnya, kembali menjadi seorang diri dalam keaslianya, maka ia kembali dirasuki perasaan cemas dan sepi.
Kecemasan dan kesepian yang berkepanjangan akhirnya membuatnya menjadi bosan, bosan kepada kepura-puraan, bosan kepada kepalsuan, tetapi ia tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan kebosanan itu.
Berbeda dengan perasaan seorang pejuang yang merasa hidup dalam keramaian perjuangan meskipun ketika itu ia sedang duduk sendiri di dalam kamar, atau bahkan dalam sel penjara, manusia modern justeru merasa sepi di tengah-tengah keramaian, frustrasi di tengah aneka fasilitas, dan bosan di tengah kemeriahan pesta yang menggoda.
d. Perilaku Menyimpang
Kecemasan, kesepian dan kebosanan yang diderita berkepanjangan, menyebabkan seseorang tidak tahu persis apa yang harus dilakukan. Ia tidak bisa memutuskan sesuatu, dan ia tidak tahu jalan mana yang harus ditempuh. Dalam keadaan jiwa yang kosong dan rapuh ini, maka ketika seseorang tidak mampu berfikir jauh, kecenderungan memuaskan motif kepada hal-hal ang rendah menjadi sangat kuat, karena pemuasan atas motif kepada hal-hal yang rendah agak sedikit menghibur.
Manusia dalam tingkat gangguan kejiwaan seperti itu mudah sekali diajak atau dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan meskipun perbuatan itu menyimpang dari norma-norma moral. Kondisi psikologi mereka seperti hausnya orang yang sedang berada dalam pengaruh obat terlarang. Dalam keadaan tak mampu berfikir, apa saja ia mau melakukan asal memperoleh minuman. Kekosongan jiwa itu dapat mengantar mereka pada perbuatan merampok orang, meskipun mereka tidak membutuhkan uang, memperkosa orang tanpa mengenal siapa yang diperkosa, membunuh orang tanpa ada sebab-sebab yang membuatnya harus membunuh, pokoknya semua perilaku menyimpang yang secara sepintas seakan memberikan hiburan dapat mereka lakukan.
e. Psikosomatik
Psikosomatik adalah gangguaan fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan dan sosial. Seseorang jika emosinya menumpuk dan memuncak maka hal itu dapat menyebabkan terjadinya goncangan dan kekacauan dalam dirinya. Jika faktor-faktor yang menyebabkan memuncaknya emosi itu secara berkepanjangan tidak dapat dijauhkan, maka ia dipaksa untuk selalu berjuang menekan perasaannya. Perasaaan tertekan, cemas, kesepian dan kebosanan yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan fisiknya.
Jadi Psikosomatik dapat disebut sebagai penyakit gabungan, fisik dan mental, yang dalam bahasa Arab disebut nafsajasadiyyah atau nafsabiolojiyyah. Yang sakit sebenarnya jiwanya, tetapi menjelma dalam bentuk sakit fisik.
Penderita Psikosomatik biasanya selalu mengeluh merasa tidak enak badan, jantungnya berdebar-debar, merasa lemah dan tidak bisa konsentrasi. Wujud psikosomatik bisa dalam bentuk syndrome, trauma, stress, ketergantungan kepada obat penenang/alkohol/narkotik atau berperilaku menyimpang.
Manusia modern penderita psikosomatik adalah ibarat penghuni kerangkeng yang sudah tidak lagi menyadari bahwa kerangkeng itu merupakan belenggu. Baginya berada dalam kerangkeng seperti memang sudah seharusnya begitu, ia sudah tidak bisa membayangkan seperti apa alam di luar kerangkeng.
3. Terapi Psikologis Untuk Manusia Modern
Karena derita manusia modern itu berasal dari kerangkeng yang membelenggunya, maka jalan keluar dari problem itu adalah dengan berusaha ke luar dari kerangkeng itu. Kerangkeng yang membelenggu manusia modern sebenarnya hanya berupa nilai, atau tepatnya karena kekosongan nilai. Kekosongan nilai manusia modern itu disebabkan karena ia tidak lagi mengenali dirinya dalam konstalasi makhluk—Khalik. Ia terpuruk hanya berkutat di pojok makhluk, oleh karena itu dunianya menjadi sempit, langitnya menjadi rendah.
Untuk berani ke luar dari kerangkengnya maka mula pertama manusia modern harus terlebih dahulu mengenali kembali jati dirinya, apakah makhluk itu, apa sebenarnya manusia itu, siapa dirinya sebenarnya, untuk apa ia berada di dunia ini dan mau kemana setelah itu.
Bagi manusia modern yang belum terlalu parah penyakitnya, ia dapat diajak berdialog, diajak berfikir, merenung tentang apa yang telah terjadi dan seberapa sisa hidupnya. Ia diajak untuk mengenali dirinya dalam kontek ciptaan Allah, karena sebagaimana kata Nabi barang siapa mengenali siapa dirinya maka ia akan mengenali siapa Tuhannya.
Bagi penderita yang sudah parah, maka dialog tidak dapat menolongnya. Kepadanya sebaiknya dibawa saja dalam situasi yang tidak memberi peluang selain berfikir dan merasa berada dalam suasana religious, misalnya di-ajak dalam forum dzikir jahr, seperti yang ada dalam lingkungan tarekat Naqsyabandiyaah. Iklim dzikir jahr itu akan memaksa dia mengikuti pembacaan kalimah thayyibah, dan pembacaan yang berulang-ulang akan membantu secara perlahan-lahan larut dalam suasana yang kurang difahami tetapi indah dan menyenangkan.
Dalam perspektif ini, maka tasauf atau spiritualitas agama sebenarnya sangat relevan bagi manusia modern, bagi yang masih sehat , dan terutama bagi yang sudah sakit.
4. Pandangan Hidup Muslim
Manusia terperangkap di dalam kerangkeng modern disebabkan karena memiliki cara pandang yang keliru terhadap hidup ini. Mereka memiliki pandangan hidup yang keliru sehingga menghasilkan kekeliruan, dan menyebabkan mereka tidak memperoleh makna modernisasi tetapi justeru menjadi konsumen dari limbah modernisasi. Seorang muslim yang memiliki pandangan hidup yang benar, maka ia akan tetap eksis dan kuat dalam segala zaman, zaman tradisionil maupun zaman modern, karena pandangan hidup yang benar akan menseleksi limbah dari esensi.
Pandangan hidup Muslim sekurang-kurangnya dapat diukur dari hal-hal sebagai berikut:
a. Tujuan Hidup. Agama Islam mengajarkan bahwa tujuan dari hidup manusia adalah untuk mencari ridla Allah, ibtigha'a mardatillah, oleh karena itu acuan hidupnya adalah pada apakah yang dipilih itu sesuatu yang diridhai Tuhan atau tidak. Pandangan hidup ini akan membuat orang kuat dalam pendirian, tidak takut dicaci maki dan bahkan tidak takut tersingkir dari sistem sosial. Jika seseorang telah menetapkan ridla Tuhan sebagai tujuan hidupnya, maka ia terhindar dari keharusan memenuhi tuntutan sosial yang bertentangan dengan tujuan hidupnya.
b. Fungsi Hidup. Agama Islam mengajarkan bahwa fungsi manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah Allah. Sebagai khalifah Allah, manusia diberi tangung jawab untuk menegakkan kebenaran dan hukum Allah di muka bumi, yang untuk itu manusia diberi hak untuk mengelola dan memanfaatkan alam . Pandangan hidup ini menyebabkan seseorang tidak bisa tinggal diam melihat merajalelanya perbuatan manusia yang merusak kehidupan. Sebagai khalifah ia terpanggil untuk amar ma'ruf dan nahi mungkar. Dalam perspektif ini manusia adalah subyek, bukan semata-mata obyek.
c. Tugas Hidup. Agama Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan adalah untuk menyembah Tuhan. Jadi ibadah adalah tugas yang harus dijalankan, bukan tujuan. Untuk mencapai tujuan memperoleh ridla Tuhan, manusia harus disiplin menjalankan tugas ibadahnya. Bagi yang disiplin menjalankan tugas maka ia berhak memperoleh promosi, bagi yang malas maka ia akan tertinggal.
d. Alat Hidup. Untuk menggapai tujuan dan untuk menjalankan tugas, manusia diberi alat, yaitu dirinya (fisiknya, intelektualnya dan jiwanya) dan harta atau alam. Harta kekayaan adalah alat hidup, bukan tujuan, oleh karena itu seberapa banyak manusia membutuhkan harta adalah sebanyak dibutuhkannya untuk kepentingan menjalankan tugas ibadah dan menggapai rida Allah sebagai tujuan hidupnya. Untuk menggapai tujuan dan menjalankan tugas, manusia memerlukan gizi bagi kesehatan tubuhnya, pakaian untuk pergaulan, kaki atau kendaraan untuk menempuh perjalanan, tangan atau kekuasaan untuk menjalankan suatu keputusan, dan ilmu untuk meningkatkan kualitas kerjanya.
e. Teladan Hidup. Manusia memiliki kecenderungan untuk melakukan imitasi dan identifikasi. Manusia membutuhkan tokoh untuk ditiru, karena ilmu dan ketrampilan saja tidak menjamin untuk menggapai nilai keutamaan kerja. Untuk itu ajaran Islam menetapkan bahwa tokoh yang harus menjadi panutan hidup manusia adalah Nabi Muhammad saw. Muhammad adalah uswatun hasanah bagi orang mukmin. Keteladanan Muhammad tak tertandingi oleh siapapun, karena Nabi Muhammad merupakan perwujudan kongkrit dari nilai-nilai al Qur'an, Kana khuluquhu al Qur'an, kata Aisyah r.a.
f. Lawan dan Kawan Hidup. Dalam hidup, berjuang menjalankan tugas dan menggapai tujuan, manusia membutuhkan kawan dan tak jarang berjumpa lawan. Islam mengajarkan bahwa semua orang mukmin, antara yang satu dengan yang lain adalah saudara, dan bahwa syaitan adalah lawan atau musuh yang konsisten. Seorang mukmin harus mengutamakan orang mukmin lainnya sebagai partner, dan bahwa berhubungan dengan syaitan tak akan menghasilkan apa-apa selain kerugian.
Menfungsikan Penyuluh Agama
Predikat Penyuluh Agama sesunguhnya berbeda dengan muballigh atau guru Majlis Ta`lim, penyuluh agama lebih dekat ke Konselor Agama.. Muballigh dituntut untuk banyak berbicara sedangkan Konselor dituntut untuk mampu dan banyak mendengar. Muballigh berhadapan dengan public orang sehat, sedangkan konselor berhadapan dengan orang bermasalah. satu persatu. Muballigh bertindak sebagai subyek menghadapi mad`u sebagai obyek, sedangkan konselor hanya membantu orang bermasalah agar ia bisa menjadi subyek untuk mengatasi sendiri masalahanya sebagai obyeknya. Jadi para penyuluh agama harus memiliki perspektip dirinya ketika bertemu orang bermasalah bahwa ia adalah penyuluh,bukan muballigh. Orang bermasalah sering bisa hilang masalahnya hanya dengan mengutarakannya kepada orang yang tepat (konselor). Orang bermasalah justeru semakin pusing ketika harus mendengarkan petuah panjang-panjang dari muballigh.
Mengubah konsep diri muballigh menjadi konselor tidak mudah. Dibutuhkan ilmu pengetahuan, pengalaman lapangan dan penghayatan atas problem-problem hidup manusia. Problem manusia dalam kehidupan modern tiap hari kita jumpai, tetapi tidak semua orang mampu mengurai anatominya untuk kemudian dicarikan solusinya. Untuk penyuluh agama yang bertugas di wilayah ibu kota lebih mudah menyediakan program untuk mereka karena dekat dengan kasus dan banyak nara sumber. Untuk itu maka program peningkatan mereka dari muballigh ke penyuluh untuk menfungsikan mereka sebagai penyuluh agama pada pemecahan masalah manusia modern dapat dilakukan dengan program berkala, misalnya semingu sekali. Programnya berbentuk :
- Mendatangkan nara sumber untuk memberikan wawasan tentang problem masyarakat modern (psikologi)
- Dengan dipandu seorang instsruktur,setiap penyuluh ditugasi mengamati problem-problem masyarakat di wilayahnya dan melaporkannya dalam bentuk paper.
- Dengan dipandu instruktur pula, pada setiap hari program bersama, masing-masing memaparkan temuanya.
- Instruktur memandu mereka dalam pemahaman masalah dan
- Instruktur memandu mereka untuk menemukan format problem solving
- Menerbitkan jurnal penyuluhan untuk internal yang bahannya diambil dari kasus-kasus yang ditemukan oleh para penyuluh.
- Secara berkala diadakan semacam seminar untuk mengangkat problem itu ke permukaan.
Tugas-tugas tersebut untuk wilayah Jakarta bisa dilakukan oleh PMTI bekerjasama dengan Depag dan lembaga sponsor lainnya. Wallohu a`lamu bi as sawab
Sumber: Mubarok Institute
16.44 | Posted in Penyuluh | Read More »
Kepala Kemenag Tanjab Timur Serahkan DIPA Tahun Anggaran 2012
Sebelum memberikan DIPA , H.Syakroni dalam sambutannya mengharapkan untuk semua laporan pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2011 segera diselesaikan jangan ada lagi keterlambatan disana-sini, mengingat sekarang telah masuk tahun anggaran 2012. Beliau juga menghimbau dalam rencana anggaran tahun 2012 ini lebih baik lagi. “saya harap 2012 ini buatlah suatu program kerja yang sebagus-bagusnya serta transparansi anggaran harus diutamakan” ujarnya.
Dalam kesempatan lain Kasubag TU Zeifni Ishaq, M.HI menekankan point per point dari mata anggaran keuangan untuk tahun anggaran 2012 agar lebih teliti lagi dalam proses pencairan “ setiap proses pencairan keuangan harus melalui tahapan demi tahapan sehingga layak untuk dicairkan termasuk SPPD” ujarnya. Ditambahkannya dalam proses perjalanan dinas harus benar-benar dilaksanakan dan tidak boleh fiktif. “Remunerasi masih sebuah mimpi Jika kita tidak berbenah dari sekarang” pungkasnya.(pie)
06.46 | Posted in Berita, Kegiatan, Tata Usaha | Read More »
Kepala Kemenag Tanjabtim Hadiri HUT MAN 2 Nipah Panjang
Selain itu H. Syakroni juga menyatakan bahwa keberhasilan seorang pegawai negeri dinilai dari tingkat disiplin kerjanya, “ tolong masalah disiplin kerja ini ditingkatkan, sebab berhasil PNS itu dilandasi oleh disiplin kerja tinggi. Jadi tidak ada tawar-tawar lagi, masalah disiplin harus ditegakkan dimanapun seorang PNS itu ditugaskan ”ujar Syakroni saat memberikan kata amanat.
Pada kesempatan itu Kemenag juga memberikan apresiasi kepada para guru yang telah menjalankan tugasnya dengan baik sembari memberikan motivasi agar terus di tingkatkan.
Sementara itu tokoh masyarakat Nipah Panjang yang juga mantan guru MAN 2, Andi Basso mengakui bahwa kemajuan MAN 2 Nipah panjang semakin baik di banding dengan masa dia menjadi guru di sekolah tersebut. “saya mengakui MAN 2 ini sudah semakin baik jika di banding waktu saya bertugas di sini dulu” ujar Andi Basso.
Pada kesempatan itu juga Kemenag dan para wali murid serta para undangan menyaksikan berbagai pertunjukkan pertunjukkan dari siswa MAN 2. (azz)
06.43 | Posted in Berita, Kegiatan, Mapenda | Read More »
Peringatan HAB Ke 66 Kemenag Tanjab Timur Berlangsung Meriah
Menteri agama juga mengajak kepada seluruh keluarga besar kementerian agama agar mentaati aturan dan pedoman penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel berdasarkan kerangka manajerial dan moral, selain itu seluruh keluarga besar kementerian agama agar mengiplementasikan nilai-nilai keikhlasan dalam sikap, perbuatan kepemimpinan dlam setiap mengambil keputusan.d ibidang pendidikan juga menjadi sorotan diantaranya perlunya peningkatan sarana, ketenagaan dan mutu pendidikan keagamaan dan madrasah, selanjutnya di akhir amanantnya menteri agama meminta agar menciptakan suasana kerja yang kondusif di lingkungan kementerian agama, memelihara hubungan kerja yang harmonis.
Usai apel upacara di lanjutkan dengan peletakkan batu pertama pembangunan musallah Al- Ikhlas yang berlokasi di belakang kantor utama Kemenag Tanjab Timur. Peletakan batu pertama tersebut sebagai tanda di mulainya pembangunan musallah tersebut. Usai kegiatan peletakan batu pertama di lanjutkan dengan resepsi HAB ke 66 yang di gelar di ruang aula Kemenag. Kegiatan ini di meriahkan dengan hiburan dengan menghadirkan grup qasidah Kemenag Tanjab Timur yang baru saja meraih juara juara III pada rangkaian kegiatan HAB ke 66 tingkat provinsi Jambi.
Selanjutnya pengumuman para pemenang lomba, Bulu Tangkis, Tenis Meja, Catur dan tarik tambang serta di lanjutkan dengan kegiatan Donor darah yang di ikuti oleh keluarga besar Kementerian Agama Tanjung Jabung Timur. (azz/pie)
06.35 | Posted in Berita, Kegiatan, Tata Usaha | Read More »
Kemenag Lakukan Sosialisasi Tekhnis Penyelenggaraan Haji
Kepala KanKemenag Tanjung Jabung Timur, H. Syakroni, S.Ag dalam sambutannya mengungkapkan terima kasih kepada seksi urais dan penyelenggaraan haji Kementerian Agama Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, mengingat begitu kompleksnya permasalahan yang ada pada penyelenggaraan haji. Setidaknya, kegiatan ini dapat memberikan informasi kepada seluruh peserta tentang seperti apa sebenarnya penyelenggaraan haji. “kita berharap kedepan dimana penyelenggaraan haji ini dapat terus berjalan dengan baik” ujranya.
Adapun narasumber yang hadir, Kasi Urais dan Gara haji, Drs. H. Syaripuddin, Kasi Wasdakim Kantor Imigrasi Kuala Tungkal, Edy Firyan, S.H, M.H, Kasubbag TU Kankemenag Tanjab Timur, Zeifni Ishaq, M.H.I dan dari unsur Pemerintah Daerah Kab. Tanjab Timur, Kabag Kesra, Drs. Ahmad Riadi Pane.
Kegiatan ini mendapat apresiasi positif tidak hanya dari Kepala Kantor Kemeterian Agama Kab. Tanjab Timur namun juga dari peserta sosialisasi, banyaknya pertanyaan dan saran yang timbul dalam sesi tanya jawab diakhir materi cukup mengindikasikan hal tersebut.(ian/pie)
06.32 | Posted in Berita, Haji, Kegiatan, Urais | Read More »
PAH Siap Mensukseskan Pengajian Magrib dan Isya
Ternyata kegiatan tersebut di Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung telah di berjalan dengan baik yang dimotori oleh para penyuluh agama honorer (PAH).
H. Syakroni prihatin meski gaji para tenaga PAH tergolong rendah namun mereka tetap bersemangat melaksanakan tugasnya, apalagai sebagai ujung tombak kemenag di Kecamatan, “PAH sebagai ujung tombak kementerian agama meski gaji kecil namun mereka diharapakan dapat bekerja dengan baik” ujar H. Syakroni.
Dalam kesempatan itu Syakroni berpesan agar para PAH bekerja dengan baik dan tetap menjaga ahklakul karimah terutama dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat termasuk memberikan materi kepada para anak didiknya.
Sementara itu Kasi Pekapontren dan Penamas H. Syarifuddin mengatakan bahwa jumlah petugas PAH yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 172. “jumlah PAH yang tersebar di 11 Kecamatan dalam kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 172 orang” ujar H.Syarifuddin Kasi Pekapontren dan Penamas.
06.30 | Posted in Berita, Kegiatan, Pekapontren | Read More »
Kemenag Tanjab Timur Galakkan Jum'at Bersih
Kegiatan jumat bersih (goro) yang di pimpin langsung oleh Kasubbag TU Zeifni Ishaq tersebut tampak penuh canda dan tawa. Para staf tampak tertawa lepas setelah beberapa hari mereka melaksanakan rutinitas kantor terlihat mereka tampak enjoy.
“menanam pohon ini dapat menjadi amal jariah” ujar Zeifni Ishaq. Menurutnya kegiatan itu sangat positif selain untuk keindahan perkantoran juga untuk menanamkan semangat kekompakan di kalangan atasan dan bawahan di lingkungan kemenag. (azz/pie)
06.20 | Posted in Berita, Kegiatan | Read More »
MUI Tanjab Timur Lakukan Pelatihan Da'i dan Da'iah
Kegiatan tersebut di ikuti oleh seluruh Da'i dan Da'iah serta Penyuluh Agama Honorer (PAH) dari 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dalam amanatnya Bupati Zumi Zola yang di wakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Tanjung Jabung Timur H. Darminto menyambut baik kegiatan tersebut. “kita mengharapkan dengan kegiatan ini dapat menambah pengetahuan para dai dan daiah dalam menyiarkan agama di daerah” ujarnya.
Beliau mengharapkan agar para peserta selain menimba ilmu juga diharapkan dapat menjalin silaturahmi sesama da’i dan dai’ah se kabupaten Tanjung Jabung timur.
Ketua MUI Tanjung Jabung Timur KH. As’ad Arsyad dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut dikuti oleh para Dai dan daiah se Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Menurutnya kegiatan itu berlangsung selama dua hari yakni dari tanggal 19 sampai 21 Desember dengan menghadirkan langsung pembicara dari MUI Provinsi Jambi. (azz/pie)
06.17 | Posted in Berita, Kegiatan | Read More »
Guru Matematika Sepenuh Jiwa
07.15 | Posted in Artikel | Read More »