Menjaga Niat


 M. Syukron Maksum*


Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab ra., dia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaaburi di dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).

***
Tersebutlah seorang nelayan miskin di daerah pedalaman. Ia hidup bertiga dengan seorang istri dan anak semata wayangnya. Sehari-hari nelayan ini berkayuh ke sungai-sungai guna mencari ikan dengan pancing dan jala kecilnya yang sudah mulai rapuh. Ada saja yang harus ia tambal agar jalanya tetap kuat menjaring ikan, agar anak istrinya tetap bisa makan.
Sore itu berangkatlah si Nelayan diiringi tatapan penuh harapan dari istri dan anaknya, agar tangkapan hari ini bisa lebih memuaskan dari hari-hari biasanya.
“Ayah pamit dulu ya?”
“Hati-hati. Semoga hari ini dapat ikan banyak,” seru istrinya sambil mencium tangan sang suami, diiringi anaknya.
Terbersit niat dalam hati nelayan itu untuk berjuang lebih keras, menangkap ikan lebih banyak, agar keluarganya lebih sejahtera, meski ia tak tahu apa yang harus dilakukan. Tapi sebagai bentuk usaha, ia bertekad untuk merambah sungai lain yang selama ini belum pernah disentuhnya, dan sangat jarang didatangi para nelayan. Jangankan nelayan, penduduk di sekitar daerah itu pun jarang sekali melalui sungai itu meskipun sekedar untuk lalu lalang. Sungai itu memang cukup gelap oleh rerimbunan dan arusnya tak bisa ditebak, kadang tenang kadang deras, sehingga menimbulkan kesan menyeramkan.
Berjam-jam si Nelayan melempar jala dan menabur pancing dengan perahu kecil miliknya, tapi tak satupun ikan yang tertangkap. Yang tersangkut hanya sampah dan kayu-kayu kecil yang terbawa arus sungai. Ia heran bukan kepalang, seperti mendapati kenyataan yang sulit dipercaya. Bagaimana tidak, sungai sebesar ini tak ada seekor ikan pun yang muncul. Mungkin inilah alasan para nelayan jarang menebar jala dan memancing di sini, gumamnya. Terbayang wajah anak dan istrinya yang menanti dengan penuh harap, bangkitlah semangat untuk terus mencoba dan mencoba mendapatkan ikan.
Tak terasa hari mulai gelap, dan nelayan miskin itu mulai putus asa. Pada lemparan jala untuk yang kesekian kalinya, ia berkata dengan penuh putus asa, “Sekali ini tak ada ikan yang tersangkut, aku pulang. Biarlah anak istriku kecewa, aku tak tahu harus bagaimana lagi.”
Dengan gontai tanpa semangat sedikitpun dilemparkannya jala yang sudah bertahun-tahun menemaninya. Ia diamkan beberapa lama, tak buru-buru diangkat seperti biasanya. Sambil menghela nafas panjang tanda kekecewaan mendalam, ditarik jala itu pelan-pelan. Tapi ia merasa tarikannya tak sempurna, ditariknya lebih kuat. Sejurus kemudian ia baru tersadar ada sesuatu yang tersangkut di jalanya. Berdebar-debar hatinya menebak apa gerangan yang menyangkut di jalanya. Dan bayangan kekecewaan masih membekas dalam hati. “Ah, sampah sialan,” gumamnya hampir tanpa suara.
Namun betapa terkejut nelayan miskin itu saat mendapati sebuah kawat tersangkut di jalanya. Bukan karena kawatnya, tapi kawat itu berkilau diterpa cahaya remang di sungai yang menyeramkan itu. Hampir saja ia tercebur saking terkejutnya. Ia kendalikan diri dan bergegas mengambil lampu senter di ujung sampan. Yakinlah ia bahwa kawat itu bukan sembarang kawat, itu kawat emas. Ia teliti berkali-kali dibantu cahaya senter di tangannya, dan ia semakin yakin bahwa kali ini ia sangat beruntung.
Tanpa sadar nelayan yang kini terbayang akan menjadi kaya itu tertawa terbahak-bahak. Impiannya sejenak melambung tinggi, membayangkan kekayaan berlimpah tak terkira. Ditariknya kawat tebal keemasan itu dengan riang gembira. Kawat itu berbentuk persegi empat seperti anyaman terali jendela, mungkin di kirim untuk dipasang pada jendela sebuah kerajaan, lalu tenggelam di sungai itu. Ketika ia mengambil satu kawat persegi, ternyata ujung persegi itu terkait dengan kawat lain. Begitu seterusnya hingga berbatang-batang kawat emas ia tarik.
Semula terpikir juga untuk memotong atau melepas ujung kawat persegi itu, tapi jiwa rakus benar-benar telah menyelimuti nelayan udik ini. Diraihnya terus ujung kawat tanpa henti, dan yang terjadi kemudian sungguh naas, sampannya tak kuat menanggung beban emas yang demikian berat. Bisa ditebak, sampannya terbalik dan nelayan itu tenggelam terbawa arus dan ditemukan telah terapung di ujung sungai. Istri dan anaknya menyambutnya mayatnya dengan air mata berderai.
***
Niat merupakan syarat diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan menghasilkankan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah). Sudah benar apa yang dilakukan nelayan miskin dalam kisah di atas, ia bersungguh-sungguh untuk mencari nafkah demi menghidupi keluarganya. Sayangnya, nafsu telah membutakan hatinya, saat keberuntungan datang niatnya berubah dan muncullah sifat egoisme yang justru merugikan dirinya. Jika ia tetap mempertahankan niat baiknya, tentu ia hanya mengambil harta karun itu secukupnya, dan segera kembali ke keluarganya membawa kabar gembira.
Niat memang elemen penting dari sebuah tindakan dan ibadah. Tak salah jika Imam Syafi’i menyatakan bahwa hadis yang membahas tentang niat di atas, isinya mencakup sepertiga ilmu, meliputi tujuh puluh bab dalam kajian ilmu fiqih. Maka setiap muslim akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya. Bahkan semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah jika diiringi niat karena mencari keridhaan Allah maka dia akan bernilai ibadah. Apalagi sebuah revolusi besar seperti bertaubat dari gelimang dosa dan kesalahan, jika niatnya karena ingin mendapatkan cinta seorang wanita misalnya, maka jauhlah ia dari rahmat Allah. Yang didapatkan hanya apa yang diniatkan itu.
Maka, semestinya kita selalu menjaga niat dalam setiap tindakan, karena niat itu sangat mempengaruhi hasil akhir dari tindakan kita. Dan niat yang benar adalah melakukan segala hal semata hanya untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah, agar kita selalu dilindungi dan ditunjukkan jalan yang benar, bahagia di dunia dan di akhirat.
Wallahu a’lam.

*Kepala MTs Al-Ishlah Kuala Jambi, Penyuluh Agama, Pegiat Program “Yuk Umroh 17 Mei 2012” HP. 085268206617, fb: Muhammad Syukron Maksum, twitter: @syukronms.

17.55 | Posted in | Read More »

Menag Lantik Dirjen Pendidikan Islam dan Pejabat Eselon II


KEMENAGTANJABTIM.COM | Jakarta (Pinmas) -- Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali melantik dan mengambil sumpah Prof. Dr. H. Nur Syam M.Si sebagai Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) menggantikan Prof. Dr. H. Muhammad Ali M.Pd di operation room Kemenag, Jakarta, Selasa (17/1) sore .

Selain itu dilantik pula Hj. Sri Ilham Lubis Lc.M.Pd sebagai Direktur Pelayanan Haji pada Ditjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh (PHU) menggantikan Drs. Zainal Abidin Supi.

Selanjutnya Zainal Abdin Supi diangkat sebagai Inspektur Wilayah I Itjen Kementerian Agama. Sedangkan Drs. H. Hamka
M.Ag diangkat sebagai Direktur Pemberdayaan Zakat, sementara Dr. H. Marwazi M.Ag sebagai Kakanwil Kemenag Jambi.

Sementara Roos Pontororing Bastian
S.Th. M.Si diangkat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen Manado, Sulawesi Utara.

"Saya berharap seluruh pejabat di lingkungan Kementerian Agama mempunyai sifat amanah kepemimpinan yang terpuji, tanggap terhadap perubahan, berjiwa merakyat, bersih, ikhlas dan berintegritas," kata Menag Suryadharma Ali ketika memberikan sambutan pada acara tersebut.

Menag minta para pejabat yang baru diangkat diharapkan meneladankan kejujuran, yaitu tidak hanya kejujuran dalam bekerja, tetapi juga kejujuran dalam menerima dan memberikan informasi.
Jangan
ABS
Menteri Agama Suryadharma Ali, juga menegaskan bahwa kesalahan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang tidak tepat, kerapkali terjadi karena distorsi informasi akibat masih adanya budaya "asal bapak senang" (ABS) pada sebagian pejabat.
Untuk itu, Menag meminta para pejabat eselon I dan II yang merupakan "filter terakhir" dalam setiap pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan pada Kementerian Agama, agar selalu bersikap jujur, objektif dan terbuka, sehingga sejauh mungkin dapat menghindari terjadinya kesalahan dan kekeliruan, baik di masa sekarang ataupun di kemudian hari.

Menag juga minta perhatian para pejabat yang baru mengemban tugas terhadap beberapa hal yang memerlukan penanganan segera.

Dalam lingkup tugas Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, dituntut untuk melakukan penguatan peran dan kualitas pendidikan Islam sehingga kehadirannya lebih dirasakan di tengah masyarakat.

Pendidikan Islam sebagai salah satu pilar pendidikan nasional, yang meliputi pendidikan madrasah, pesantren dan perguruan tinggi agama Islam, memerlukan penguatan dan peningkatan kualitas sehingga keberadaannya diperhitungkan dalam dunia pendidikan di masa kini dan masa depan.

Berkaitan dengan isu-isu permanen pendidikan agama dan keagamaan ini, Menag juga minta perhatian Ketua
STAKN agar melanjutkan upaya pembenahan tata kelola dan kualitas pendidikan tinggi keagamaan yang saudara pimpin, sehingga menghasilkan lulusan yang berguna di tengah masyarakat.
Persoalan haji
Di bidang penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, diminta pula dapat menindak-lanjuti hasil evaluasi pelayanan haji tahun 2011 yang lalu sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan haji tahun 2012.

"Seiring perjalanan waktu yang tidak pernah menunggu, saya minta persiapan pelayanan ibadah haji tahun 2012 dilakukan lebih awal," harap Menag.

Standar dan indikator keberhasilan pelayanan haji, kata Menag, harus dikembangkan dan disesuaikan dengan paradigma baru pelayanan publik yang berbeda dibanding sepuluh atau dua puluh tahun lalu.

Dalam lingkup tugas Bimbingan Masyarakat Islam, dengan kehadiran Undang-Undang Pengelolaan Zakat yang baru, tugas Direktorat Pemberdayaan Zakat tidak hanya sekadar mensosialisasikan undang-undang, tapi merumuskan, menjalankan, dan mengawal fungsi stretagis Kementerian Agama sebagai regulator dan pemegang fungsi pengawasan dalam tata kelola zakat secara nasional yang terintegrasi.

Direkrorat Pemberdayaan Zakat dan Kanwil Kementerian Agama harus menjalin kerjasama dan koordinasi yang lebih efektif dengan
BAZNAS di pusat dan BAZNAS di daerah.

Dalam rangka pelaksanaan undang-undang, perumusan beberapa peraturan, seperti Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Agama, serta pengembangan fungsi
BAZNAS sebagai lembaga non-struktural yang berada dalam garis koordinasi dengan Menteri Agama, ia minta untuk segera ditindaklanjuti.

Sementara itu, memasuki tahun anggaran 2012 ini fungsi pengawasan internal pada Kementerian Agama harus lebih fokus dan mengarahkan seluruh upaya penguatan tata kelola keuangan dan sumber daya organisasi lainnya dalam rangka menegakkan akuntabilitas pengelolaan anggaran dan keuangan sehingga kita dapat mencapai hasil audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Penerapan Instruksi Presiden berkaitan pengelolaan keuangan negara pada lingkungan kementerian/lembaga pemerintah harus mendapat perhatian.(ant/ess)

Sumber: Kemenag RI

05.24 | Posted in | Read More »

Penyuluh Agama dan Problem Masyarakat Modern

Pada era globalisasi dewasa ini penjungkirbalikan nilai di masyarakat Indonesia berlangsung sangat cepat dan tidak diketahui pasti arahnya karena daya serap masyarakat terhadap stimulus era global sangat beragam. Modernisasi ditandai dengan iptek, globalisasi ditandai dengan penggunaan teknologi informasi yang membuat dunia ini mengecil menjadi satu kampong. Persitiwa yang berlangsung di Amerika atau Afrika hari ini, pada hari ini juga kita bisa langsung menyaksikan melalui layer kaca atau internet. Begitupun sebaliknya. Dunia seperti telanjang,bisa disaksikan seluruh penduduk bumi. Problemnya bagi Negara berkembang seperti Indonesia, tingkat pengetahuan dan tingkat sosialnya belum merata sehingga kemampuannya menyerap informasi tidak sama.

Di Indonesia sekurang-kurangnya ada lima lapisan strata masyarakat; lapisan ultra modern, masyarakat modern,masyarakat urban,masyarakat tradisionil, masyarakat terbelakang bahkan di Papua masih ada masyarakat yang hidup di zaman batu, belum berpakaian. Kelimanya menerima stimulus yang sama dari budaya global, berupa kebebasan, kemewahan, pornografi, kekerasan dan lain sebagainya yang berbeda dengan nilai-nilai tradisi dan budaya Indonesia. Dampaknya luar biasa, norma-norma agama dan budaya local terjungkir-balik pada kehidupan keluarga, kehidupan social politik, ekonomi, mode, selera makanan,musik dan gaya hidup lainnya. Nah inilah problem berat bagi petugas penyuluh agama, karena penyuluh itu sendiri juga menjadi korban dari gelombang budaya globalisasi. Banyak penyuluh agama yang belummasuk lapisan modern,masih berada pada lapisan urban. Diperlukan kerja ektra keras untukmempersiapkan penyuluh agama mampu berperan dalam membantu problem masyarakat modern.

PENYAKIT MANUSIA “MODERN"
Yang dimaksud dengan penyakit manusia modern dalam tulisan ini adalah gangguan psikologis yang diderita oleh manusia yang hidup dalam lingkungan peradaban modern. Sebenarnya zaman modern ditandai dengan dua hal sebagai cirinya, yaitu (1) penggunaan tehnologi dalam berbagai aspek kehidupan manusia, dan (2) berkembangnya ilmu pengetahuan sebagai wujud dari kemajuan intelektual manusia. Manusia modern idealnya adalah manusia yang berfikir logis dan mampu menggunakan berbagai teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dengan kecerdasan dan bantuan teknologi, manusia modern mestinya lebih bijak dan arif, tetapi dalam kenyataannya banyak manusia yang kualitas kemanusiaannya lebih rendah dibanding kemajuan berfikir dan teknologi yang dicapainya. Akibat dari ketidak seimbangan itu kemudian menimbulkan gangguan kejiwaan. Celaka-nya lagi, penggunaan alat transportasi dan alat komunikasi modern menyebabkan manusia hidup dalam pengaruh global dan dikendalikan oleh arus informasi global, padahal kesiapan mental manusia secara individu bahkan secara etnis tidaklah sama.

Akibat dari ketidak seimbangan itu dapat dijumpai dalam realita kehidupan dimana banyak manusia yang sudah hidup dalam lingkup peradaban modern dengan mengunakan berbagai teknologi-bahkan tehnologi tinggi sebagai fasilitas hidupnya, tetapi dalam menempuh kehidupan, terjadi distorsi-distorsi nilai kemanusiaan, terjadi dehumanisasi yang disebabkan oleh kapasitas intelektual, mental dan jiwa yang tidak siap untuk mengarungi samudera atau hutan peradaban modern. Mobilnya sudah memakai Mercy, tetapi mentalnya masih becak, alat komunikasinya sudah menggunakan telpon genggam dan internet, tetapi komunikasinya masih memakai bahasa isyarat tangan, menu makan yang dipilih pizza dan ayam Kentucky, tetapi wawasan gizinya masih kelas tempe bongkrek. Kekayaan, jabatan dan senjata yang dimilikinnya melambangkan kemajuan, tetapi jiwanya kosong dan rapuh. Semua simbol manusia modern dipakai, tetapi substansinya. yakni berfikir logis dan penguasaan teknologi maju masih jauh panggang dari api.


1. Kerangkeng Manusia Modern
Ketidak berdayaan manusia bermain dalam pentas peradaban modern yang terus melaju tanpa dapat dihentikan itu menyebabkan sebagian besar "manusia modern" itu terperangkap dalam situasi yang menurut istilah Psikolog Humanis terkenal, Rollo May disebut sebagai "Manusia dalam Kerangkeng", satu istilah yang menggambarkan salah satu derita manusia modern.

Manusia modern seperti itu sebenarnya adalah manusia yang sudah kehilangan makna, manusia kosong, The Hollow Man. Ia resah setiap kali harus mengambil keputusan, ia tidak tahu apa yang diinginkan, dan tidak mampu memilih jalan hidup yang diinginkaan. Para sosiolog menyebutnya sebagai gejala keterasingan, alienasi, yang disebabkan oleh (a) perubahan sosial yang berlangsung sangat cepat, (b) hubungan hangat antar manusia sudah berubah menjadi hubungan yang gersang, (c) lembaga tradisionil sudah berubah menjadi lembaga rational, (d) masyarakat yang homogen sudah berubah menjadi heterogen, dan (e) stabilitas sosial berubah menjadi mobilitas sosial.

Situasi psikologis dalam sistem sosial yang mengkungkung manusia modern itu bagaikan kerangkeng yang sangat kuat, yang membuat penghuni di dalamnya tak lagi mampu berfikir untuk mencari jalan keluar dari kerangkeng itu. Orang merasa tak berdaya untuk melakukan upaya perubahan, kekuasaan (sistem) politik terasa bagaikan hantu yang susah diikuti standar kerjanya, ekonomi dirasakan tercengkeram oleh segelintir orang yang bisa amat leluasa mempermainkannya sekehendak hati mereka, bukan kehendaknya, dan nilai-nilai luhur kebudayaan sudah menjadi komoditi pasar yang fluktuasinya susah diduga.

Bagaikan orang yang telah lama terkurung dalam kerangkeng, manusia modern menderita frustrasi dan berada dalam ketidak berdayaan, powerlessness. Ia tidak mampu lagi merencanakan masa depan, ia pasrah kepada nasib karena merasa tidak berdaya apa-apa. Rakyat acuh tak acuh terhadap perkembangan politik, pegawai negeri merasa hanya kerja rutin, dan hanya mengerjakan yang diperintah dan yang diawasi atasannya.


Kerangkeng lain yang tidak kalah kuatnya adalah dalam kehidupan sosial. Manusia modern dikerangkeng oleh tuntutan sosial. Mereka merasa sangat terikat untuk mengikuti skenario sosial yang menentukan berbagai kriteria dan mengatur berbagai keharusan dalam kehidupaan sosial. Seorang isteri pejabat merasa harus menyesuaikan diri dengan jabatan suaminya dalam hal pakaian, kendaraaan, assesoris, bahkan sampai pada bagaimana tersenyum dan tertawa. Seorang pejabat juga merasa harus mengganti rumahnya, kendaraannya, pakaiannya, kawan-kawan pergaulannya, minumannya, rokoknya dan kebiasan-kebiasaan lainnya agar sesuai dengan skenario sosial tentang pejabat. Kaum wanita juga dibuat sibuk untuk mengganti kosmetiknya, mode pakaiannya, dandanannya, meja makan dan piring di rumahnya untuk memenuhi trend yang sedang berlaku .

Manusia modern begitu sibuk dan bekerja keras melakukan penyesuaian diri dengan trend modern. Ia merasa sedang berjuang keras untuk memenuhi keinginannya, padahal yang sebenarnya mereka diperbudak oleh keinginan orang lain, oleh keinginan sosial. Ia sebenarnya sedang mengejar apa yang diharapkan oleh orang lain agar ia mengejarnya. Ia selalu mengukur perilaku dirinya dengan apa yang ia duga sebagai harapan orang lain. Ia boleh jadi mem-peroleh kepuasan, tetapi kepuasan itu sebenarnya kepuasan sekejap, yakni kepuasan dalam mempertontonkan perilaku yang dipesan oleh orang lain. Ia tak ubahnya pemain sandiwara di atas panggung yang harus trampil prima sesuai dengan perintah sutradara, meskipun boleh jadi ia sedang kurang sehat.

Begitulah manusia modern, ia melakukan sesuatu bukan karena ingin melakukannya, tetapi karena merasa orang lain menginginkan agar ia melakukannya. Ia sibuk meladeni keinginan orang lain, sampai ia lupa kehendak sendiri. Ia memiliki ratusan topeng sosial yang siap dipakai dalam berbagai event sesuai dengan skenario sosial, dan saking seringnya menggunakan topeng sampai ia lupa wajah asli miliknya. Manusia modern adalah manusia yang sudah kehilangan jati dirinya, perilakunya sudah seperti perilaku robot, tanpa perasaan. Senyumnya tidak lagi seindah senyuman fitri seorang bayi, tetapi lebih sebagai make up. Tawanya tidak lagi spontan seperti tawa ceria kanak-kanak dan remaja, tetapi tawa yang diatur sebagai bedak untuk memoles kepribadiannya. Tangisannya tidak lagi merupakan rintihan jiwa, tetapi lebih merupakan topeng untuk menutupi borok-borok akhlaknya, dan kesemuanya sudah diprogramkan kapan harus tertawa dan kapan harus menangis.


2. Gangguan Kejiwaan Manusia Modern
Sebagai akibat dari sikap hipokrit yang berkepanjangan, maka manusia modern mengidap gangguan kejiwaan antara lain berupa: (a) Kecemasan, (b) Kesepian, (c) Kebosanan, (d) Perilaku menyimpang, (e) Psikosomatis.

a. Kecemasan
Perasaan cemas yang diderita manusia modern tersebut diatas adalah bersumber dari hilangnya makna hidup, the meaning of life. Secara fitri manusia memiliki kebutuhan akan makna hidup. Makna hidup dimiliki oleh seseorang manakala ia memiliki kejujuran dan merasa hidupnya dibutuhkan oleh orang lain dan merasa mampu dan telah mengerjakan sesuatu yang bermakna untuk orang lain. Makna hidup biasanya dihayati oleh para pejuang - dalam bidang apapun - karena pusat perhatian pejuang adalah pada bagaimana bisa menyumbangkan sesuatu untuk kepentingan orang lain. Seorang pejuang biasanya memiliki tingkat dedikasi yang tinggi, dan untuk apa yang ia perjuangkannya, ia sanggup berkorban, bahkan korban jiwa sekalipun.

Meskipun yang dilakukan pejuang itu untuk kepentingan orang lain, tetapi dorongan untuk berjuang lahir dari diri sendiri, bukan untuk memuaskan orang lain. Seorang pejuang melakukan sesuatu sesuai dengan prinsip yang dianutnya, bukan prinsip yang dianut oleh orang lain. Kepuasan seorang pejuang adalah apabila ia mampu berpegang teguh kepada prinsip kejuangannya, meskipun boleh jadi perjuangannya itu gagal.
Adapun manusia modern seperti disebutkan diatas, mereka justeru tidak memilki makna hidup, karena mereka tidak memiliki prinsip hidup. Apa yang dilakukan adalah mengikuti trend, mengikuti tuntutan sosial, sedangkan tuntutan sosial belum tentu berdiri diatas suatu prinsip yang mulia. Orang yang hidupnya hanya mengikuti kemauan orang lain, akan merasa puas tetapi hanya sekejap, dan akan merasa kecewa dan malu jika gagal. Karena tuntutan sosial selalu berubah dan tak ada habis-habisnya maka manusia modern dituntut untuk selalu mengantisipasi perubahan, padahal perubahan itu selalu terjadi dan susah diantisipasi, sementara ia tidak memiliki prinsip hidup, sehingga ia diperbudak untuk melayani perubahan. Ketidak seimbangan itu, dan terutama karena merasa hidupnya tak bermakna, tak ada dedikasi dalam perbuatannya, maka ia dilanda kegelisahan dan kecemasan yang berkepanjangan. Hanya sesekali ia menikmati kenikmatan sekejap, kenikmatan palsu ketika ia berhasil pentas diatas panggung sandiwara kehidupan.

b. Kesepian
Gangguan kejiwaan berupa kesepian bersumber dari hubungan antar manusia (interpersonal) di kalangan masyarakat modern yang tidak lagi tulus dan hangat. Kegersangan hubungan antar manusia ini disebabkan karena semua manusia modern menggunakan topeng-topeng sosial untuk menutupi wajah kepribadiannya. Dalam komunikasi interpersonal,manusia modern tidak memperkenalkan dirinya sendiri, tetapi selalu menunjukannya sebagai seseorang yang sebenarnya bukan dirinya. Akibatnya setiap manusia modern memandang orang lain, maka yang dipandang juga bukan sebagai dirinya, tetapi sebagai orang yang bertopeng. Selanjutnya hubungan antar manusia tidak lagi sebagai hubungan antar kepribadian, tetapi hubungan antar topeng, padahal setiap manusia membutuhkan orang lain, bukan topeng lain.

Sebagai akibat dari hubungan antar manusia yang gersang, manusia modern mengidap perasaan sepi, meski ia berada di tengah keramaian. Sebagai manusia, ia benar-benar sendirian, karena yang berada di sekelilingnya hanyalah topeng-topeng. Ia tidak dapat menikmati senyuman orang lain, karena iapun mempersepsi senyuman orang itu sebagai topeng, sebagaimana ketika ia tersenyum kepada orang lain. Pujian orang kepadanya juga dipandangnya sebagai basa-basi yang sudah diprogram, bahkan ucapan cinta dari sang kekasihpun terdengar hambar karena ia memandang kekasihnyapun sebagai orang yang sedang mengenakan topeng cinta. Sungguh malang benar manusia modern ini.

c. Kebosanan
Karena hidup tak bermakna, dan hubungan dengan manusia lain terasa hambar karena ketiadaan ketulusan hati, kecemasan yang selalu mengganggu jiwanya dan kesepian yang berkepanjangan, menyebabkan manusia modern menderita gangguan kejiwaan berupa kebosanan. Ketika diatas pentas kepalsuan, manusia bertopeng memang memperoleh kenikmatan sekejap, tetapi setelah ia kembali ke rumahnya, kembali menjadi seorang diri dalam keaslianya, maka ia kembali dirasuki perasaan cemas dan sepi.
Kecemasan dan kesepian yang berkepanjangan akhirnya membuatnya menjadi bosan, bosan kepada kepura-puraan, bosan kepada kepalsuan, tetapi ia tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan kebosanan itu.

Berbeda dengan perasaan seorang pejuang yang merasa hidup dalam keramaian perjuangan meskipun ketika itu ia sedang duduk sendiri di dalam kamar, atau bahkan dalam sel penjara, manusia modern justeru merasa sepi di tengah-tengah keramaian, frustrasi di tengah aneka fasilitas, dan bosan di tengah kemeriahan pesta yang menggoda.

d. Perilaku Menyimpang
Kecemasan, kesepian dan kebosanan yang diderita berkepanjangan, menyebabkan seseorang tidak tahu persis apa yang harus dilakukan. Ia tidak bisa memutuskan sesuatu, dan ia tidak tahu jalan mana yang harus ditempuh. Dalam keadaan jiwa yang kosong dan rapuh ini, maka ketika seseorang tidak mampu berfikir jauh, kecenderungan memuaskan motif kepada hal-hal ang rendah menjadi sangat kuat, karena pemuasan atas motif kepada hal-hal yang rendah agak sedikit menghibur.

Manusia dalam tingkat gangguan kejiwaan seperti itu mudah sekali diajak atau dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan meskipun perbuatan itu menyimpang dari norma-norma moral. Kondisi psikologi mereka seperti hausnya orang yang sedang berada dalam pengaruh obat terlarang. Dalam keadaan tak mampu berfikir, apa saja ia mau melakukan asal memperoleh minuman. Kekosongan jiwa itu dapat mengantar mereka pada perbuatan merampok orang, meskipun mereka tidak membutuhkan uang, memperkosa orang tanpa mengenal siapa yang diperkosa, membunuh orang tanpa ada sebab-sebab yang membuatnya harus membunuh, pokoknya semua perilaku menyimpang yang secara sepintas seakan memberikan hiburan dapat mereka lakukan.

e. Psikosomatik
Psikosomatik adalah gangguaan fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan dan sosial. Seseorang jika emosinya menumpuk dan memuncak maka hal itu dapat menyebabkan terjadinya goncangan dan kekacauan dalam dirinya. Jika faktor-faktor yang menyebabkan memuncaknya emosi itu secara berkepanjangan tidak dapat dijauhkan, maka ia dipaksa untuk selalu berjuang menekan perasaannya. Perasaaan tertekan, cemas, kesepian dan kebosanan yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan fisiknya.
Jadi Psikosomatik dapat disebut sebagai penyakit gabungan, fisik dan mental, yang dalam bahasa Arab disebut nafsajasadiyyah atau nafsabiolojiyyah. Yang sakit sebenarnya jiwanya, tetapi menjelma dalam bentuk sakit fisik.

Penderita Psikosomatik biasanya selalu mengeluh merasa tidak enak badan, jantungnya berdebar-debar, merasa lemah dan tidak bisa konsentrasi. Wujud psikosomatik bisa dalam bentuk syndrome, trauma, stress, ketergantungan kepada obat penenang/alkohol/narkotik atau berperilaku menyimpang.

Manusia modern penderita psikosomatik adalah ibarat penghuni kerangkeng yang sudah tidak lagi menyadari bahwa kerangkeng itu merupakan belenggu. Baginya berada dalam kerangkeng seperti memang sudah seharusnya begitu, ia sudah tidak bisa membayangkan seperti apa alam di luar kerangkeng.

3. Terapi Psikologis Untuk Manusia Modern
Karena derita manusia modern itu berasal dari kerangkeng yang membelenggunya, maka jalan keluar dari problem itu adalah dengan berusaha ke luar dari kerangkeng itu. Kerangkeng yang membelenggu manusia modern sebenarnya hanya berupa nilai, atau tepatnya karena kekosongan nilai. Kekosongan nilai manusia modern itu disebabkan karena ia tidak lagi mengenali dirinya dalam konstalasi makhluk—Khalik. Ia terpuruk hanya berkutat di pojok makhluk, oleh karena itu dunianya menjadi sempit, langitnya menjadi rendah.

Untuk berani ke luar dari kerangkengnya maka mula pertama manusia modern harus terlebih dahulu mengenali kembali jati dirinya, apakah makhluk itu, apa sebenarnya manusia itu, siapa dirinya sebenarnya, untuk apa ia berada di dunia ini dan mau kemana setelah itu.

Bagi manusia modern yang belum terlalu parah penyakitnya, ia dapat diajak berdialog, diajak berfikir, merenung tentang apa yang telah terjadi dan seberapa sisa hidupnya. Ia diajak untuk mengenali dirinya dalam kontek ciptaan Allah, karena sebagaimana kata Nabi barang siapa mengenali siapa dirinya maka ia akan mengenali siapa Tuhannya.
Bagi penderita yang sudah parah, maka dialog tidak dapat menolongnya. Kepadanya sebaiknya dibawa saja dalam situasi yang tidak memberi peluang selain berfikir dan merasa berada dalam suasana religious, misalnya di-ajak dalam forum dzikir jahr, seperti yang ada dalam lingkungan tarekat Naqsyabandiyaah. Iklim dzikir jahr itu akan memaksa dia mengikuti pembacaan kalimah thayyibah, dan pembacaan yang berulang-ulang akan membantu secara perlahan-lahan larut dalam suasana yang kurang difahami tetapi indah dan menyenangkan.

Dalam perspektif ini, maka tasauf atau spiritualitas agama sebenarnya sangat relevan bagi manusia modern, bagi yang masih sehat , dan terutama bagi yang sudah sakit.

4. Pandangan Hidup Muslim
Manusia terperangkap di dalam kerangkeng modern disebabkan karena memiliki cara pandang yang keliru terhadap hidup ini. Mereka memiliki pandangan hidup yang keliru sehingga menghasilkan kekeliruan, dan menyebabkan mereka tidak memperoleh makna modernisasi tetapi justeru menjadi konsumen dari limbah modernisasi. Seorang muslim yang memiliki pandangan hidup yang benar, maka ia akan tetap eksis dan kuat dalam segala zaman, zaman tradisionil maupun zaman modern, karena pandangan hidup yang benar akan menseleksi limbah dari esensi.

Pandangan hidup Muslim sekurang-kurangnya dapat diukur dari hal-hal sebagai berikut:
a. Tujuan Hidup. Agama Islam mengajarkan bahwa tujuan dari hidup manusia adalah untuk mencari ridla Allah, ibtigha'a mardatillah, oleh karena itu acuan hidupnya adalah pada apakah yang dipilih itu sesuatu yang diridhai Tuhan atau tidak. Pandangan hidup ini akan membuat orang kuat dalam pendirian, tidak takut dicaci maki dan bahkan tidak takut tersingkir dari sistem sosial. Jika seseorang telah menetapkan ridla Tuhan sebagai tujuan hidupnya, maka ia terhindar dari keharusan memenuhi tuntutan sosial yang bertentangan dengan tujuan hidupnya.

b. Fungsi Hidup. Agama Islam mengajarkan bahwa fungsi manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah Allah. Sebagai khalifah Allah, manusia diberi tangung jawab untuk menegakkan kebenaran dan hukum Allah di muka bumi, yang untuk itu manusia diberi hak untuk mengelola dan memanfaatkan alam . Pandangan hidup ini menyebabkan seseorang tidak bisa tinggal diam melihat merajalelanya perbuatan manusia yang merusak kehidupan. Sebagai khalifah ia terpanggil untuk amar ma'ruf dan nahi mungkar. Dalam perspektif ini manusia adalah subyek, bukan semata-mata obyek.

c. Tugas Hidup. Agama Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan adalah untuk menyembah Tuhan. Jadi ibadah adalah tugas yang harus dijalankan, bukan tujuan. Untuk mencapai tujuan memperoleh ridla Tuhan, manusia harus disiplin menjalankan tugas ibadahnya. Bagi yang disiplin menjalankan tugas maka ia berhak memperoleh promosi, bagi yang malas maka ia akan tertinggal.

d. Alat Hidup. Untuk menggapai tujuan dan untuk menjalankan tugas, manusia diberi alat, yaitu dirinya (fisiknya, intelektualnya dan jiwanya) dan harta atau alam. Harta kekayaan adalah alat hidup, bukan tujuan, oleh karena itu seberapa banyak manusia membutuhkan harta adalah sebanyak dibutuhkannya untuk kepentingan menjalankan tugas ibadah dan menggapai rida Allah sebagai tujuan hidupnya. Untuk menggapai tujuan dan menjalankan tugas, manusia memerlukan gizi bagi kesehatan tubuhnya, pakaian untuk pergaulan, kaki atau kendaraan untuk menempuh perjalanan, tangan atau kekuasaan untuk menjalankan suatu keputusan, dan ilmu untuk meningkatkan kualitas kerjanya.

e. Teladan Hidup. Manusia memiliki kecenderungan untuk melakukan imitasi dan identifikasi. Manusia membutuhkan tokoh untuk ditiru, karena ilmu dan ketrampilan saja tidak menjamin untuk menggapai nilai keutamaan kerja. Untuk itu ajaran Islam menetapkan bahwa tokoh yang harus menjadi panutan hidup manusia adalah Nabi Muhammad saw. Muhammad adalah uswatun hasanah bagi orang mukmin. Keteladanan Muhammad tak tertandingi oleh siapapun, karena Nabi Muhammad merupakan perwujudan kongkrit dari nilai-nilai al Qur'an, Kana khuluquhu al Qur'an, kata Aisyah r.a.

f. Lawan dan Kawan Hidup. Dalam hidup, berjuang menjalankan tugas dan menggapai tujuan, manusia membutuhkan kawan dan tak jarang berjumpa lawan. Islam mengajarkan bahwa semua orang mukmin, antara yang satu dengan yang lain adalah saudara, dan bahwa syaitan adalah lawan atau musuh yang konsisten. Seorang mukmin harus mengutamakan orang mukmin lainnya sebagai partner, dan bahwa berhubungan dengan syaitan tak akan menghasilkan apa-apa selain kerugian.

Menfungsikan Penyuluh Agama
Predikat Penyuluh Agama sesunguhnya berbeda dengan muballigh atau guru Majlis Ta`lim, penyuluh agama lebih dekat ke Konselor Agama.. Muballigh dituntut untuk banyak berbicara sedangkan Konselor dituntut untuk mampu dan banyak mendengar. Muballigh berhadapan dengan public orang sehat, sedangkan konselor berhadapan dengan orang bermasalah. satu persatu. Muballigh bertindak sebagai subyek menghadapi mad`u sebagai obyek, sedangkan konselor hanya membantu orang bermasalah agar ia bisa menjadi subyek untuk mengatasi sendiri masalahanya sebagai obyeknya. Jadi para penyuluh agama harus memiliki perspektip dirinya ketika bertemu orang bermasalah bahwa ia adalah penyuluh,bukan muballigh. Orang bermasalah sering bisa hilang masalahnya hanya dengan mengutarakannya kepada orang yang tepat (konselor). Orang bermasalah justeru semakin pusing ketika harus mendengarkan petuah panjang-panjang dari muballigh.

Mengubah konsep diri muballigh menjadi konselor tidak mudah. Dibutuhkan ilmu pengetahuan, pengalaman lapangan dan penghayatan atas problem-problem hidup manusia. Problem manusia dalam kehidupan modern tiap hari kita jumpai, tetapi tidak semua orang mampu mengurai anatominya untuk kemudian dicarikan solusinya. Untuk penyuluh agama yang bertugas di wilayah ibu kota lebih mudah menyediakan program untuk mereka karena dekat dengan kasus dan banyak nara sumber. Untuk itu maka program peningkatan mereka dari muballigh ke penyuluh untuk menfungsikan mereka sebagai penyuluh agama pada pemecahan masalah manusia modern dapat dilakukan dengan program berkala, misalnya semingu sekali. Programnya berbentuk :

  1. Mendatangkan nara sumber untuk memberikan wawasan tentang problem masyarakat modern (psikologi)
  2. Dengan dipandu seorang instsruktur,setiap penyuluh ditugasi mengamati problem-problem masyarakat di wilayahnya dan melaporkannya dalam bentuk paper.
  3. Dengan dipandu instruktur pula, pada setiap hari program bersama, masing-masing memaparkan temuanya.
  4. Instruktur memandu mereka dalam pemahaman masalah dan
  5. Instruktur memandu mereka untuk menemukan format problem solving
  6. Menerbitkan jurnal penyuluhan untuk internal yang bahannya diambil dari kasus-kasus yang ditemukan oleh para penyuluh.
  7. Secara berkala diadakan semacam seminar untuk mengangkat problem itu ke permukaan.

Tugas-tugas tersebut untuk wilayah Jakarta bisa dilakukan oleh PMTI bekerjasama dengan Depag dan lembaga sponsor lainnya. Wallohu a`lamu bi as sawab


Sumber: Mubarok Institute

16.44 | Posted in | Read More »

Kepala Kemenag Tanjab Timur Serahkan DIPA Tahun Anggaran 2012

KEMENAGTANJABTIM.COM | Muara Sabak (Hukmas) -- Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanjung Jabung Timur H.Syakroni hari ini (10/1) menyaksikan secara langsung penandatanganan fakta integritas, sekaligus  memberikan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Kementerian Agama tahun anggaran 2012 kepada para Kasi serta PPK dan Bendahara Pembantu di lingkungan Kemenag Tanjab Timur.

Sebelum memberikan DIPA , H.Syakroni  dalam sambutannya mengharapkan untuk semua laporan pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2011 segera diselesaikan jangan ada lagi keterlambatan disana-sini, mengingat sekarang telah masuk tahun anggaran 2012. Beliau juga menghimbau dalam rencana anggaran tahun 2012 ini lebih baik lagi. “saya harap 2012 ini buatlah suatu program kerja yang sebagus-bagusnya serta transparansi anggaran harus diutamakan” ujarnya.

Dalam kesempatan lain Kasubag TU Zeifni Ishaq, M.HI  menekankan point per point dari mata anggaran keuangan untuk tahun anggaran 2012 agar lebih teliti lagi dalam proses pencairan “ setiap proses pencairan keuangan harus melalui tahapan demi tahapan sehingga layak untuk dicairkan termasuk SPPD” ujarnya. Ditambahkannya  dalam proses perjalanan dinas harus benar-benar dilaksanakan dan tidak boleh fiktif. “Remunerasi masih sebuah mimpi  Jika kita tidak berbenah dari sekarang” pungkasnya.(pie)

06.46 | Posted in , , | Read More »

Kepala Kemenag Tanjabtim Hadiri HUT MAN 2 Nipah Panjang

KEMENAGTANJABTIM.COM | Nipah Panjang (Hukmas) -- Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanjung Jabung Timur H. Syakroni meminta kepada seluruh PNS di lingkungan Kemenag Tanjung Jabung Timur agar selalu meningkatkan disipilin kerjanya di manapun bertugas, hal tersebut diungkapkan di sela-sela kunjungan kerja di Kecamatan Nipah Panjang dalam rangka mengikuti Hari Jadi Madrasah Aliah Negeri (MAN)  2 yang sudah genap berumur 2 tahun. Dihadapan seluruh Guru MAN 2 Nipah Panjang dan wali murid MAN 2 Nipah Panjang, Syakroni menyampaikan rasa syukurnya atas keberadaan MAN 2 Nipah Panjang yang sudah semakin baik. Hanya saja dia meminta agar semua Guru-guru dan wali murid saling bekerjasama dalam membangun MAN 2 tersebut, termasuk disiplin guru dan para siswanya agar ditingkatkan.

Selain itu H. Syakroni juga menyatakan bahwa keberhasilan seorang pegawai negeri dinilai dari tingkat disiplin kerjanya, “ tolong masalah disiplin kerja ini ditingkatkan, sebab berhasil PNS itu dilandasi oleh disiplin kerja tinggi. Jadi tidak ada tawar-tawar lagi, masalah disiplin harus ditegakkan dimanapun seorang PNS itu ditugaskan ”ujar Syakroni saat memberikan kata amanat.

Pada kesempatan itu Kemenag juga memberikan apresiasi kepada para guru yang telah menjalankan tugasnya dengan baik sembari memberikan motivasi agar terus di tingkatkan.
Selain itu itu juga Kepala MAN 2 Nipah Panjang, Sumanto SPd mengakui bahwa keberadaan MAN 2 Nipah Panjang tidak terlepas dari perjuangan Syakroni semasa beliu bertugas di Kecamatan Nipah Panjang. “MAN 2 ini berdiri bekat jasa pak Syakroni semasa bertugas di Nipah Panjang ini, alhamdulillah MAN ini terus berkembang pesat” ujar Sumanto saat memberikan kata sambutannya.
Menurutnya sejak berdirinya MAN 2 Nipah panjang 2 tahun lalu berbagai prestasi yang telah diukir oleh anak didiknya hingga ke tingkat nasional. 

Sementara itu tokoh masyarakat Nipah Panjang yang juga mantan guru MAN 2, Andi Basso mengakui bahwa kemajuan MAN 2 Nipah panjang semakin baik di banding dengan masa dia menjadi guru di sekolah tersebut. “saya mengakui MAN 2 ini sudah semakin baik jika di banding waktu saya bertugas di sini dulu” ujar Andi Basso. 

Pada kesempatan itu juga Kemenag dan para wali murid serta para undangan menyaksikan berbagai pertunjukkan pertunjukkan dari siswa MAN 2. (azz)

06.43 | Posted in , , | Read More »

Peringatan HAB Ke 66 Kemenag Tanjab Timur Berlangsung Meriah

KEMENAGTANJABTIM.COM | Muara Sabak (Hukmas) -- Peringatan Upacara dalam rangka HAB Kementerian Agama di Kantor Kementerian Agama  Tanjung Jabung Timur berlangsung Khidmat selasa (3/1), tepat pukul 8 acara tersebut dimulai dengan diawali saat pembina acara memasuki lapangan upacara yang dipimpin langsung oleh Kepala Kankemenag Tanjab Timur H.Syakroni, tampak para peserta upacara memadati lapangan depan Kantor Kemenag  yang terdiri dari seluruh pejabat serta staf di lingkungan Kankemenag  Tanjab Timur.

Pada peringatan HAB ke 66 ini dengan mengusung tema memperteguh komitmen untuk membangun Kementerian Agama yang bebas dari Korupsi. Dengan Motto iklas, integritas dan bersih.
Tema tersebut di tuangkan melalui spanduk yang di pasang di setiap kecamatan dalam kabupaten Tanjung Jabung Timur. Selain itu juga spanduk tersebut juga di pasang areal perkantoran yang  mengelilingi kantor Kementerian agama sehingga  HAB ke 66 tahun 2012 ini tampak lebih meriah.
Kepala Kementerian Agama Tanjung Jabung Timur H.Syakroni bertindak selaku pembina upacara membacakan langsung amanat dari Menteri Agama Suryadharma Ali, dalam amanat tersebut ada beberapa poin penting  yaitu bahwa pada HAB ke 66 ini yaitu memperteguh komitmen untuk membangun kementerian agama yang bebas dari korupsi.

Menteri agama juga mengajak kepada seluruh keluarga besar kementerian agama agar mentaati aturan dan pedoman penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel berdasarkan kerangka manajerial  dan moral, selain itu seluruh keluarga besar kementerian agama agar mengiplementasikan nilai-nilai keikhlasan dalam sikap, perbuatan kepemimpinan dlam  setiap mengambil  keputusan.d ibidang pendidikan juga menjadi sorotan diantaranya perlunya peningkatan sarana, ketenagaan dan mutu pendidikan keagamaan dan madrasah, selanjutnya di akhir amanantnya menteri agama meminta agar menciptakan suasana kerja yang kondusif di lingkungan kementerian agama, memelihara hubungan kerja yang harmonis.

Usai apel upacara di lanjutkan dengan peletakkan batu pertama pembangunan musallah Al- Ikhlas yang berlokasi di belakang kantor utama Kemenag Tanjab Timur. Peletakan batu pertama tersebut sebagai tanda di mulainya pembangunan musallah tersebut. Usai kegiatan peletakan batu pertama di lanjutkan dengan resepsi HAB ke 66 yang di gelar di ruang aula Kemenag. Kegiatan ini di meriahkan dengan hiburan dengan menghadirkan grup qasidah Kemenag Tanjab Timur yang baru saja meraih juara juara III  pada rangkaian kegiatan HAB ke 66 tingkat provinsi Jambi. 

Selanjutnya pengumuman para pemenang lomba, Bulu Tangkis, Tenis Meja, Catur dan tarik tambang serta di lanjutkan dengan kegiatan Donor darah yang di ikuti oleh keluarga besar Kementerian Agama Tanjung Jabung Timur. (azz/pie)

06.35 | Posted in , , | Read More »

Kemenag Lakukan Sosialisasi Tekhnis Penyelenggaraan Haji

KEMENAGTANJABTIM.COM | Muara Sabak (Hukmas) -- Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanjung Jabung Timur didampingi Kepala Seksi Urais dan Penyelenggaraan Haji memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi kegiatan dengan tema “Sosialisasi tekhnis penyelenggaraan haji" KanKemenag Kabupaten tanjung jabung Timur, yang diselenggarakan selama satu hari (29/12) di Aula Mess PKK Kab Tanjung Jabung Timur. Hadir dalam pembukaan tersebut Kasi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kuala Tungkal Edy Firyan, S.H, MH, dan para peserta  sosialisasi yang berjumlah 65 orang yang terdiri dari Kepala KUA Kecamatan, staf, Penyuluh Fungsional, dan Tokoh Masyarakat.
 
Dalam laporannya selaku ketua panitia pelaksana, Bunga Tang, S.Ag  mengungkapkan dilibatkannya perwakilan dari seluruh staf dan penyuluh fungsional diharapkan mereka dapat memberikan informasi seputar tekhnis penyelenggaraan haji secara jelas dan komprehensif (menyeluruh) kepada masyarakat, mengingat peran mereka masing-masing behadapan langsung dengan masyarakat.

Kepala KanKemenag Tanjung Jabung Timur, H. Syakroni, S.Ag dalam sambutannya mengungkapkan terima kasih kepada seksi urais dan penyelenggaraan haji Kementerian Agama Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, mengingat begitu kompleksnya permasalahan yang ada pada penyelenggaraan haji. Setidaknya, kegiatan ini dapat memberikan informasi kepada seluruh peserta tentang seperti apa sebenarnya penyelenggaraan haji. “kita berharap kedepan dimana penyelenggaraan haji ini dapat terus berjalan dengan baik” ujranya.

Adapun narasumber yang hadir, Kasi Urais dan Gara haji, Drs. H. Syaripuddin, Kasi Wasdakim Kantor Imigrasi Kuala Tungkal, Edy Firyan, S.H, M.H, Kasubbag TU Kankemenag Tanjab Timur, Zeifni Ishaq, M.H.I dan dari unsur Pemerintah Daerah Kab. Tanjab Timur, Kabag Kesra, Drs. Ahmad Riadi Pane.

Kegiatan ini mendapat apresiasi positif tidak hanya dari Kepala Kantor Kemeterian Agama Kab. Tanjab Timur namun juga dari peserta sosialisasi, banyaknya pertanyaan dan saran yang timbul dalam sesi tanya jawab diakhir materi cukup mengindikasikan hal tersebut.(ian/pie)

06.32 | Posted in , , , | Read More »

PAH Siap Mensukseskan Pengajian Magrib dan Isya

KEMENAGTANJABTIM.COM | Muara Sabak (Hukmas) - Penyuluh Agama Honorer (PAH) siap menyukseskan kegiatan pengajian Magrib dan Isya, hal tersebut terungkap saat Kepala Kantor Kementerian Agama Tanjung Jabung Timur H.Syakroni memberikan pembekalan kepada 172 penyuluh agama se Kabupaten Tanjung Jabung Timur.  
 
Seperti yang di dengung-dengungkan oleh Kementerian Agama RI bahwa  kegiatan pengajian Magrib dan Isya terus digalakkan hingga ke daerah. Dengan istilah membumikan GEMMAR MENGAJI  atau Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji. 

Ternyata kegiatan tersebut di Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung telah di berjalan dengan baik yang dimotori  oleh para penyuluh agama honorer (PAH).
Pembekalan kepada 172 pegawai PAH itu berlangsung secara dialogis antara Kemenag dengan para peserta “saya ingin tanya apakah pengajian magrib dan isya itu masih berjalan?” tanya H. Syakroni kepada para peserta. Kontan saja para peserta membenarkan pertanyaan Kemenang “iya pak” ujar peserta. “jangan iyo-iyo be tapi benar-benar di laksanakan” lanjutnya. 

H. Syakroni prihatin meski gaji para tenaga PAH tergolong rendah namun mereka tetap bersemangat melaksanakan tugasnya, apalagai  sebagai ujung tombak kemenag di Kecamatan, “PAH sebagai ujung tombak kementerian agama meski gaji kecil namun mereka diharapakan dapat bekerja dengan baik” ujar H. Syakroni. 

Dalam kesempatan itu Syakroni berpesan agar para PAH bekerja dengan baik dan tetap menjaga ahklakul karimah terutama dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat termasuk memberikan materi kepada para anak didiknya. 

Sementara itu Kasi Pekapontren dan Penamas H. Syarifuddin mengatakan bahwa jumlah petugas PAH yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 172. “jumlah PAH yang tersebar di 11 Kecamatan dalam kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 172 orang” ujar H.Syarifuddin Kasi Pekapontren dan Penamas.
Menurutnya para  Penyuluh Agama Honorer (PAH) harus melaksanakan tugasnya dengan baik dan setiap bulan membuat laporan kegiatan kepada Kementerian Agama. (azz) 

06.30 | Posted in , , | Read More »

Kemenag Tanjab Timur Galakkan Jum'at Bersih

KEMENAGTANJABTIM.COM | Muara Sabak (Hukmas) - Kegiatan jumat bersih sudah tidak asing lagi di kalangan PNS Kemenag Tanjung Jabung Timur. Jumat bersih yang di lakukan dengan cara gotong royong (Goro) dengan melibatkan langsung semua staf tanpa terkecuali terlihat santai penuh ke akraban seolah-oleh tidak ada perbedaan.
 
Gotong royong  membersihkan sampah dan menanam berbagai macam pohon diantaranya pohon alfukat,sukun dan sawo di areal perkantoran Kemenang Tanjabtimur jum’at (23/12).
 
Penanaman pohon alfokat sendiri di lakukan langsung oleh Kasubbag TU Zeini Ishaq kemudian di lanjutkan Kasi Mapenda Zainal Arifin, Kasi Urais H. Syaripuddin selanjutnya Kasi Kagara Zawa Saifullah Rasyidi yang di bantu oleh para staf Kemenag.

Kegiatan jumat bersih (goro) yang di pimpin langsung oleh Kasubbag TU Zeifni Ishaq tersebut  tampak penuh canda dan tawa. Para staf tampak tertawa lepas setelah beberapa hari mereka melaksanakan rutinitas  kantor terlihat mereka tampak enjoy. 

“menanam pohon ini dapat menjadi  amal jariah” ujar Zeifni Ishaq. Menurutnya kegiatan itu sangat positif selain untuk keindahan perkantoran juga untuk menanamkan semangat kekompakan di kalangan atasan dan bawahan di lingkungan kemenag. (azz/pie)

06.20 | Posted in , | Read More »

MUI Tanjab Timur Lakukan Pelatihan Da'i dan Da'iah

Pelatihan Da'i serta Penyelenggaraan Jenazah
KEMENAGTANJABTIM.COM | Muara Sabak (Hukmas) - Mewakili Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur Zumi Zola Zulkifli, Sekretaris Daerah  Kabupaten Tanjung jabung Timur  H. Darminto kemarin (19/12) membuka secara resmi  pelatihan Da'i dan Da'iah serta pelatihan penyelenggaraan jenazah tingkat Kabupaten  yang digelar oleh Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Acara tersebut  berlangsung di ruang  pola kantor Bupati, terlihat acara pembukaan tersebut berlangsung penuh khidmat tampak hadir Kepala Kantor Kemeterian Agama Tanjung Jabung Timur H. Syakroni, Sekda H.Darminto, Kasubbag TU Kemenag Zeifni Ishaq, Kasi Mapenda Kemenag Zainal Arifin dan Ketua MUI Tanjab Timur KH. As’ad  Arsyad.

Kegiatan tersebut di ikuti oleh seluruh Da'i dan Da'iah serta Penyuluh Agama Honorer  (PAH)  dari 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.  Dalam amanatnya Bupati Zumi Zola yang di wakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Tanjung Jabung Timur H. Darminto menyambut baik kegiatan tersebut.  “kita mengharapkan dengan kegiatan ini dapat menambah pengetahuan para dai dan daiah dalam menyiarkan agama di daerah” ujarnya.


Beliau mengharapkan agar para peserta selain menimba ilmu juga diharapkan dapat menjalin silaturahmi sesama da’i dan dai’ah se kabupaten Tanjung Jabung timur. 

Ketua MUI Tanjung Jabung Timur KH. As’ad Arsyad dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut dikuti oleh para Dai dan daiah se Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Menurutnya kegiatan itu berlangsung  selama dua hari yakni  dari tanggal 19 sampai 21 Desember  dengan menghadirkan langsung pembicara dari MUI Provinsi Jambi. (azz/pie)

06.17 | Posted in , | Read More »

Guru Matematika Sepenuh Jiwa



Oleh: M. Syukron, S.Pd.Si*
 
Seorang tokoh spiritual negeri ini pernah berpetuah, “Jadilah guru seutuhnya. Tak cukup hanya mengajar dan selesailah tugasnya. Guru sebenarnya adalah guru yang muridnya senantiasa berada dalam ingatan dan pikirannya, hadir dalam doanya dan terkenang selalu serta merasa ikut bertanggungjawab atas nasib murid-muridnya.”

Totalitas dan Keikhlasan
Totalitas dan keikhlasan, inilah kata kunci yang melandasi pernyataan Tuan Guru di atas. Jika dua prinsip itu telah hadir dalam jiwa seorang guru, maka masa depan pendidikan negeri ini tentu akan lebih baik. Tak menjadi masalah bagi siswa akan kondisi sekolah, pendidikan guru, fasilitas yang ada, bahkan mata pelajaran sesulit apapun tak menjadi soal, misalnya mata pelajaran matematika yang selama ini selalu menjadi momok bagi kebanyakan siswa.
Jika bicara tentang matematika, saking mengerikannya, ada yang menganalogikan guru matematika dengan lima landasan dalam hukum Islam, sehingga menjadi lima kategori guru matematika. Pertama, guru wajib, yakni guru yang kehadirannya sangat dirindu dan dibutuhkan siswa, dan ketiadaannya membuat mereka kehilangan. Ini adalah profil guru matematika yang kompeten dalam mengajar, memberikan seluruh kemampuan dan kasih sayangnya dalam mentransfer ilmu, dan melengkapi perangkat serta administrasi pembelajarannya sesuai standar pendidikan, sehingga pengajarannya berlangsung efektif dan menyenangkan. Tipe guru ini berjuang tanpa pamrih, selalu melakukan inovasi pembelajaran yang membuat belajar matematika terasa menyenangkan, dan satu-satunya impiannya adalah melihat siswanya berhasil dan memberi manfaat bagi masyarakat. Inilah tipe guru matematika harapan.
Kategori kedua adalah guru sunnah, yakni guru matematika yang kehadirannya diharapkan para siswa, namun saat ia tidak ada tak berpengaruh apapun bagi siswa. Guru ini memang bagus dalam mengajar, memenuhi standar dalam pembelajaran dan perangkat administrasinya, namun kurang keikhlasannya dalam mentransfer ilmu, sehingga jika ada sedikit saja hambatan dan rintangan, baik itu dalam proses pembelajaran ataupun dalam keluarga dan lingkungannya, ia dengan gampangnya meninggalkan kewajibannya sebagai seorang guru. Hal inipun memberikan image negatif bagi siswa, sehingga lama-lama merasa tak terlalu merasakan ikatan batin yang kuat dengan sang guru matematika. Ada juga kategori guru mubah, yakni guru matematika yang ada atau tidaknya sama saja bagi siswa. Guru ini tak berpengaruh apapun pada siswa, apakah dia mau hadir untuk mengajar atau tidak, tak seorang siswa pun menanyakannya. Mengapa demikian? Karena ia mengajar ala kadarnya saja, sekadar memenuhi kewajiban sebagai seorang guru. Bahkan ia juga tak terlalu peduli apakah siswa memahami atau tidak materi yang ia ajarkan. Baginya yang penting ia hadir dan mengisi daftar hadir sehingga tak mendapat teguran dari kepala sekolah ataupun pengawas.
Adalagi yang menyedihkan, yakni guru makruh, dimana kehadirannya sangat tidak diharapkan siswanya, tapi jika tidak ada juga tidak memberi pengaruh apapun bagi siswa. Guru matematika tipe ini mengajar dengan seenaknya saja, kadang masuk kadang tidak, dan mengajar dengan cara-cara lama yang tidak kreatif dan membosankan. Ia tidak disukai oleh siswa, dan jika tidak hadir tak seorang pun yang menanyakan keberadaannya. Dan yang paling menyedihkan adalah guru haram, yakni guru matematika yang kedatangannya ke sekolah untuk mengajar menjadi momok dan tak diharapkan siswa, dan jika ia tidak hadir, bahagialah seluruh siswa di kelasnya. Ia tak Cuma mengajar dengan seenaknya, tapi jika menerapkan hukuman yang tidak proporsional bagi siswa yang tak bisa mengikuti pelajarannya. Ia akan marah besar jika melihat anak didiknya tidak bisa mengerjakan soal yang ia anggap mudah, dan menyebut mereka bodoh. Ini adalah tipe guru yang paling tidak layak untuk ditiru dan membuat siswa sangat membenci matematika, bahkan kadang-kadang kebencian siswa berlanjut meskipun bukan guru itu lagi yang mengajar matematika.
Jadi, tampaknya tipe guru wajib-lah yang bisa memberikan angin segar bagi pembelajaran matematika yang menyenangkan dan nyaman dipelajari siswa. Guru wajib berusaha membuat matematika menjadi sebuah pelajaran yang asyik, penuh tantangan dan tak membuat jera, justru menjadikan siswa ketagihan. Guru wajib memenuhi segala kriteria yang ditetapkan pemerintah dalam Standar Pendidikan yang telah ditetapkan, dan juga memenuhi keinginan siswa yang menginginkan sebuah pembelajaran yang tidak membosankan, tapi justru menimbulkan rasa ingin tahu dan petualangan pengetahuan yang seakan tak berujung. Itulah guru idaman, itulah totalitas.
Totalitas itu akan semakin sempurna dengan dilengkapi keikhlasan. Ya, keikhlasan menumbuhkan efek positif bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran, melakukan proses hingga evaluasi akhir sebuah pembelajaran matematika. Guru akan merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam mengajar, dan energi positif ini menyebar hingga merasuk ke relung jiwa siswa. Tak hanya di kelas, ketika akhir pelajaran dan kembali ke rumah, asas keikhlasan yang hadir dalam diri guru menumbuhkan kepedulian akan siswanya dalam kondisi yang tanpa batas, sehingga guru tetap memikirkan keadaan siswa dimanapun dan kapanpun. Saat shalat pun siswanya hadir dalam doa, dan saat bertemu di jalan sekalipun, anak didiknya itu tak pelak ikut mendapat curahan kasih sayang dan perhatian, termasuk menjaga dan mewanti-wanti murid-muridnya dari efek pergaulan bebas yang berdampak negatif. Pendek kata, tipe guru ini memasukkan siswanya dalam tataran insan yang harus ia perhatikan dan cintai, seperti ia mencintai keluarga, Rasul dan Tuhannya. Inilah kriteria guru wajib nan diidam-idamkan akan menciptakan generasi unggul penerus bangsa.

Belajar Sepanjang Masa
Berani mengajar berarti harus siap untuk senantiasa belajar. Pesan bijak ini patut menjadi perhatian para guru matematika, sebab sebagaimana ilmu pengetahuan lain, matematika senantiasa berkembang dan metode pembelajaran juga mau tidak mau harus senantiasa bergerak aktif dan inovatif jika tak ingin membuat siswa menjadi benci pada matematika. Kini kita telah memasuki era millenium, dimana teknologi kian menarik dan memanjakan, dan mau tidak mau suatu pembelajaran ilmu juga harus bisa menyaingi menariknya segala bentuk kesenangan dan keasyikan yang diciptakan teknologi. Untuk itulah, para guru matematika dituntut untuk senantiasa meluaskan wawasan dan ilmunya, dalam rangka memberikan bimbingan maksimal untuk siswanya.
Setidaknya ada empat hal yang bisa dilakukan para guru dalam upaya meningkatkan kompetensinya. Pertama, latar belakang pendidikan keguruan matematika. Meskipun ini tidak mutlak, namun dengan landasan pendidikan matematika yang kuat, guru akan lebih memiliki pondasi kokoh dalam melaksanakan pembelajaran matematika di kelas. Namun jika hal ini tak dapat dipenuhi, guru dapat menyiasatinya dengan berusaha senantiasa belajar, seperti upaya-upaya yang akan kami kemukakan berikutnya. Kedua, guru dapat terus belajar melalui buku-buku matematika terbaru, baik tentang pendalaman materi matematika maupun pada teori pembelajarannya. Selain itu guru dapat menelusurinya dengan memanfaatkan teknologi internet, dimana model-model pembelajaran terbaru senantiada ada dan disebarluaskan di dunia maya.
Ketiga, guru dapat memaksimalkan peran MGMP dalam rangka bertukar pikiran dan pengalaman dengan guru dari sekolah lain. Apalagi MGMP merupakan kumpulan guru dalam lingkup daerah, sehingga barangkali persoalannya tidak jauh berbeda antar guru, sehingga dapat dicarikan solusi secara bersama-sama. Dan yang keempat, guru dapat berperan aktif mengikuti diklat-diklat pembelajaran matematika, apalagi sekarang pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan program peningkatan mutu guru-guru, termasuk di dalamnya guru matematika, dalam program diklat yang dilaksanakan secara lokal maupun nasional.
Yakinlah, bahwa usaha kita untuk mendidik dan memberikan yang terbaik untuk siswa tidaklah akan sia-sia. Jangan khawatir akan masa depan guru jika kita harus berjuang mati-matian untuk membuat siswa menyukai matematika. Kini nasib guru bukanlah seperti Guru Umar Bakri dalam syair lagu Iwan Fals, tapi pemerintah dari tahun ke tahun memiliki iktikad baik untuk terus berusaha memberikan kesejahteraan yang layak melalui berbagai program. Dan yang lebih penting, usaha kita dalam totalitas dan keikhlasan mengajar matematika, akan mewujudkan impian kita-seperti lagu Mars PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia)- agar siswa menyenangi matematika. Saat itulah semua orang akan angkat topi pada guru matematika, terutama para siswa.*


* M. Syukron, S.Pd.Si, Guru Matematika, Kepala MTs Al-Ishlah Manunggal Makmur Kuala Jambi Tanjab Timur, Artikel ini pernah dimuat di Jambi Ekspres, Rabu 18 Mei 2011.

07.15 | Posted in | Read More »