Meremehkan Dosa
Oleh: Prof Dr KH Achmad Satori Ismail
Imam Ghazali berkata, “Dosa-dosa kecil saling menarik sahingga pada akhirnya orang mukmin bisa mengahancurkan pokok keimanannya.” ( Faidhul Qadir juz II hal 127). Para ulama terdahulu sudah mewaspadai bahaya dosa-dosa kecil dan besar sehingga mereka berusaha menjauhinya. Bahkan, mereka melihat dosa-dosa kecil sebagai dosa besar.
Al-Ghazali menambahkan, dosa kecil menjadi besar karena menganggap kecil dosa tersebut atau karena dilakukan secara terus-menerus. Bila seseorang menganggap yang kecil sebagai dosa besar maka menjadi kecil di hadapan Allah. Dan, sebaliknya bila menganggap dosa sebagai dosa kecil maka dianggap besar di hadapan Allah. Karena, orang menganggap dosa sebagai besar karena adanya penolakan hati untuk melakukannya.
Anas ra berkata, “Sesungguhnya kamu sekalian melakukan amalan yang menurut kamu lebih kecil dari rambut, padahal kami di masa Nabi menganggapnya sebagai dosa-dosa besar. Rasulullah menegaskan dalam hadisnya bahwa seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dikurungnya sehingga mati. Dia tidak memberi makan minum dan tidak membiarkan kucing memakan dari tumbuhan di tanah.” (HR Al Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah).
Karenanya, bila seorang menganggap remeh dosa-dosa kecil maka imannya sudah terkontaminasi dan hilanglah kewibawaannya karena selalu menganggap kecil segala sesuatunya. (Faidhul Qadir juz III hal 127).
Dosa kecil bisa menjadi perusak iman karena dua hal; banyaknya dosa kecil terkadang bisa menjadi malapetaka iman. Dan, menganggap remeh dosa kecil akan menjadi dosa besar di hadapan Allah.
Untuk itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah muhasabah. Seperti dikatakan Ibnu Masud, “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosanya seakan dia duduk dan di atasnya ada gunung yang khawatir akan menindihnya, tetapi orang kafir melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di atas hidungnya.”
Ada dua hal yang menyebabkan dosa-dosa kecil menjadi berbahaya. Pertama, jumlahnya yang menumpuk hingga membawanya pada kehancuran. Kedua, menganggap remeh dosa-dosa kecil dan Allah menganggapnya sebagai dosa besar.
Sikap yang kedua, bermujahadah dan terus berusaha melawan godaan setan. Ketiga, mengetahui akibat negatif dosa yang akan menimbulkan ketidaktenteraman hati, kesengsaraan, dan siksa neraka yang pedih. Keempat, menjauhi semua penyebab dosa dengan cara menjaga pandangan mata, lisan, dan kemaluan. Wallahu a’lam.
Sumber: republika.co.id
18.11 | Posted in Catatan | Read More »
Kemenag dan Kejagung Kerjasama Hukum Perdata

Sumber: Kemenag RI
18.42 | Posted in Berita, Seputar Kemenag | Read More »
Pemkab Tanjab Timur Gelar Safari Maulid Bersama Kemenag
18.28 | Posted in Berita, Daerah | Read More »
Kafilah Tanjab Timur Siapkan Diri Jelang MTQ Propinsi di Merangin

22.00 | Posted in Berita, umum | Read More »
KaKanmenag Buka Sosialisasi BOS Tahun 2012
18.11 | Posted in Berita, Mapenda | Read More »
Pendidikan Kejujuran
Oleh Muhbih Abdul Wahab
Ketidakjujuran tampaknya sudah mewabah pada hampir semua aspek kehidupan bangsa. Di mana-mana, kita menyaksikan orang berbohong di DPR, pengadilan, pasar, kantor, kampus, bahkan di tempat ibadah pun ada yang berani berdusta untuk menutupi perilaku amoralnya. Kebohongan menjadi benteng pembelaan diri. Bohong menjadi “barang dagangan yang diobral”. Padahal, tali kebohongan itu pendek. Sebuah ungkapan bijak menyatakan bahwa semua tali itu panjang, kecuali tali kebohongan. Satu kebohongan akan dibarengi dengan aneka kebohongan lainnya.
Orang yang berbohong itu sejatinya merugi. Jika kebohongannya tidak diketahui, dia akan mendapatkan dosa. Dan, jika kebohongannya diketahui orang lain, dia tidak akan dipercaya lagi. Implikasinya, hubungan dirinya dengan sesama menjadi kurang baik karena sudah dicap sebagai pembohong atau munafik. Orang lain tidak akan bersimpati dan menjauhi, bahkan memusuhinya.
Orang yang jujur, secara psikologis hatinya akan selalu merasa tenteram, damai, dan bahagia. Sebaliknya, orang yang biasa berdusta, hidupnya menjadi tidak tenang, dikejar-kejar oleh “pemberontakan” hati kecilnya yang selalu menyuarakan kebenaran. Dia selalu merasa khawatir kebohongannya itu terbongkar.
Kebiasaan tidak jujur itu sangat berbahaya, tidak hanya bagi orang lain, tetapi juga bagi dirinya sendiri. Kepercayaan dan kewibawaannya akan hilang. “Dalam hati mereka (orang-orang munafik) itu ada penyakit, lalu ditambah oleh Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta.” (QS al-Baqarah [2]:10).
Pendidikan kejujuran harus dimulai dengan jujur kepada diri sendiri dengan senantiasa meminta “fatwa kebenaran” yang bersumber dari hati nurani. “Istafti qalbaka” (minta fatwalah kepada hatimu). Setelah itu, hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga.” (HR Bukhari).
Pendidikan kejujuran dapat terwujud manakala ia selalu belajar menjalani kehidupan ini dengan lima hal, yaitu iman, ikhlas, ihsan, ilmu, dan istiqamah. Dengan iman, ia yakin Allah pasti mengawasi dan mencatat seluruh amal perbuatannya. Dengan ikhlas, ia dididik untuk melakukan sesuatu dengan mengharapkan rida Allah. Dengan ihsan, ia akan berbuat yang terbaik untuk orang lain. Dengan ilmu, ia tahu perbuatan halal dan haram. Dan, dengan istiqamah, ia belajar mengawal kebaikan dan kebenaran yang sudah dibiasakannya menjadi lebih baik dan lebih diridai Allah SWT.
“Tiga golongan manusia yang pada hari kiamat kelak tidak akan dipandang oleh Allah dengan rahmat-Nya, bahkan mereka itu akan memperoleh siksaan yang menyakitkan, yaitu orang tua yang berbuat zina, penguasa yang berdusta, dan orang melarat yang sombong.” (HR Muslim).
Sumber: Republika
20.39 | Posted in Catatan | Read More »
Hakikat Pendidikan & pembelajaran di TK/RA/BA

- Masa TK/RA (4-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana peran stimulasi lingkungan yang kondusif dan dilakukan dengan cara bermain akan dapat mengembangkan pertumbuhan otak dan seluruh potensi anak. Karena:
- Merupakan masa peka bagi anak. Masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama.
- Merupakan masa perkembangan kecerdasan yang pesat. Kecerdasan pada masa ini dapat meningkat dari 50% menjadi 80%.
- Hampir seluruh aspek perkembangan anak tumbuh dan berkembang lebih baik dibandingkan anak yang tidak masuk TK/RA
- Memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak masuk TK/RA
- Tidak akan mengalami pengulangan kelas saat di kelas I dibandingkan anak yang tidak masuk TK/RA
- Lebih siap bersekolah dibandingkan anak yang tidak masuk TK/RA
20.14 | Posted in Artikel | Read More »
Ketentuan Pelaksanaan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN)
- SK Dirjen Pendis Tentang Pelaksanaan UAMBN 2012
- Lampiran Pedoman Pelaksanaan UAMBN 2012
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Akidah Akhlak MA IPA-IPS-Bhs
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Al Quran Hadis MA IPA-IPS-Bhs
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Fikih MA IPA-IPS-Bhs
- Kisi Kisi UAMBN Prog.SKI MA IPA-IPS-Bhs
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Bhs Arab MA IPA-IPS-Bhs
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Akhlak MA IPA-IPS-Bhs
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Ilmu Kalam MA Agama
- Kisi Kisi UAMBN Prog.SKI MA Agama
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Akidah Akhlak MTs
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Al Quran Hadis MTs
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Bahasa Arab MTs
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Fikih MTs
- Kisi Kisi UAMBN Prog.SKI MTs
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Akidah Akhlak MI
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Al Quran Hadis MI
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Bhs Arab MI
- Kisi Kisi UAMBN Prog.Fikih MI
- Kisi Kisi UAMBN Prog.SKI MI
19.14 | Posted in Berita, Mapenda | Read More »
Konsep Peningkatan Budaya Kerja Dan Kinerja
(Permen PAN dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
19.08 | Posted in Artikel, Kepegawaian | Read More »
Rasulullah SAW Pendidik Profesional

Pendidik memiliki arti dan peranan yang sangat penting dalam pandangan Islam. Hal ini disebabkan ia memiliki tanggung jawab dan menentukan arah pendidikan. Itulah sebabnya Islam Sangat menghargai dan menghormati seorang pendidikan. Allah berfirman dalam surat al Mujadalah ayat 11 :
Agama itu bertujuan memberikan tuntunan yang ideal ke dalam kehidupan yang nyata. Di dalam agama Islam segala aktivitas kehidupan manusia harus bernilai ibadah, sebab Allah menciptakan manusia bukan untuk tujuan yang lain, melainkan untuk beribadah kepada Allah SWT dengan penuh kesadaran. Agama tidak akan usang dengan adanya perkembangan dan kemajuan zaman dan teknologi, bahkan agama akan memberikan bantuan dan dukungan dengan sikap mental para penganutnya.
Kalau pendidikan agama di sekolah umum tidak diberi alokasi waktu tersendiri atau dengan kata lain cukup diselipkan pada mata pelajaran lain, kalau itu yang menjadi tujuan atau yang dimaksud maka sudah dipastikan bahwa anak-anak di sekolah umum tidak akan mengerti lagi isi agama. Mereka paling-paling mengetahui tentang garis-garis besar agama. Kalau itu terjadi maka tujuan pendidikan agama di sekolah, yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menjadikan seseorang untuk dapat memahami agama yang dianutnya, dan mengamalkannya tidak mungkin akan tercapai”.(Saridjo, 1996:38). Rasulullah SAW berhasil membentuk karakter bangsa Arab yang Keras dan Sadis kembali menjadi karakter bangsa Arab yang Marhumah dan Berkarakter mulia (Uswatun Hasanah) dalam satu generasi.
19.01 | Posted in Artikel | Read More »
Perayaan Maulid, Bupati Bersama Kepala Kemenag Resmikan Rumah Tahfiz
18.25 | Posted in Berita | Read More »
Membangun dengan Kasih
04.32 | Posted in Catatan | Read More »
DPR Minta Pemerintah Perhatikan Honor Penyuluh Agama
"Nasib mereka perlu mendapat perhatian serius pemerintah. Honor sebesar Rp150 ribu/bulan mana cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi jika ditambah dengan berapa banyak jumlah anggota keluarganya," ujar Surahman di Jakarta, Selasa.
Lebih memprihatinkan lagi para tenaga penyuluh yang bertugas di daerah terpencil atau pulau-pulau kecil yang membutuhkan dana transportasi hingga ratusan ribu rupiah hanya untuk datang membawa laporan bulanan mereka ke kantor Kemenag kabupaten.
Pemerintah, ujar dia, harus memperhatikan nasib mereka dengan menaikkan honor mereka sesuai dengan standar kebutuhan yang layak.
Menurut dia, para penyuluh agama Islam ini mempunyai tugas berat dan mulia untuk membimbing umat agar bertakwa kepada Allah Swt dan menjabarkan semua aspek pembangunan kepada masyarakat melalui jalur Agama.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa tantangan yang dihadapi penyuluh agama sekarang ini juga semakin komplek sesuai dengan kemajuan zaman sehingga dibutuhkan tenaga penyuluh agama yang memiliki kualitas SDM handal dan mampu menjawab permasalahan yang ada sekarang.
Karenanya, Surahman menegaskan, mereka berhak mendapatkan imbalan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab mereka. "Tanpa imbalan yang seimbang, kita sulit merekrut tenaga-tenaga penyuluh yang memiliki kemampuan memadai dan siap untuk membina umat setiap saat," ujarnya.
Surahman juga mengingatkan bahwa program penyuluhan agama merupakan program yang terencana, dengan metode-metode yang tepat dan cara melaksanakan tugas yang efektif dan efisien sehingga mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
Karena para penyuluh itu berada di garda terdepan pembinaan umat, Surahman berpendapat, maka mereka perlu diberikan bimbingan dan pengetahuan agar kualitas mereka selalu meningkat.
Secara terpisah, anggota Komisi VIII DPR RI Abdul Hakim mengemukakan bahwa pemberian honor sebesar Rp150 ribu/bulan tersebut sangat tidak manusiawi mengingat tugas yang berat dalam membina umat.
"Saya menyesalkan rendahnya honor yang diberikan pada penyuluh agama. Honor sebesar Rp150 ribu/bulan itu masih jauh dibawah UMR saat ini yang rata-rata Rp1 juta/bulan atau Rp5.681/jam. Dengan biaya hidup yang tinggi dan tuntutan kerja 24 jam, seharusnya penyuluh agama mendapat apresiasi yang lebih baik," katanya.
Dalam APBN tahun 2012, Kementerian Agama mengalokasikan anggaran sekitar Rp142,4 miliar untuk honor lebih dari 115 ribu penyuluh agama Islam profesional.
Abdul Hakim juga mendesak Kemenag meningkatkan honor tenaga penyuluh, minimal bisa disesuaikan dengan besaran UMR. (ant/ess)
Sumber: Kemenag RI
02.48 | Posted in Berita, Penyuluh | Read More »
Jelang UN dan UAMBN Kemenag Lakukan Sosialisasi
19.23 | Posted in Berita, Kegiatan, Mapenda | Read More »
Peminat Umrah 2012 Diperkirakan Meningkat
"Kita ingin masyarakat kita beribadah serta wisata dengan harga yang terjangkau," kata Emirsyah Satar pada pembukaan Garuda Indonesia Internasional Islamic Expo (GAIIIE) 2012 di JCC Senayan Jakarta, Jumat (20/1). Tampak hadir Sekretaris Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Cepi Supriatna, serta pimpinan asosiasi penyelenggara haji dan umrah.
"Banyak harga khusus yang ditawarkan, salah satunya dari maskapai nasional, Garuda Indonesia. Garuda Indonesia memberikan diskon 10% untuk seluruh penerbangan domestik dan 15% untuk penerbangan luar negeri," papar Emirsyah.
"Khusus pengguna kartu kredit Bank Mandiri akan mendapatkan keuntungan ekstra, yaitu bisa membayar dengan cicilan selama 3 bulan," imbuh Executive Vice President for Coordinator Customer Finance Bank Mandiri, Mansyur S Nasution, Pameran yang sudah memasuki tahun ketujuh ini diikuti oleh 3 asosiasi, yaitu asoasiasi MICE, asosiasi umrah dan haji, dan asosiasi travel. Dari 87 stand travel agent yang mengikuti, 34 di antaranya adalah perusahaan asing, 28 travel umroh dan haji, dan 15 biro perjalanan umum.
Selain itu diikuti peserta tour and travel yang datang langsung dari Spanyol, yaitu Golden Palm Group International. Agen travel ini ternyata memiliki paket Islamic Tour ke Andalusia yang diberi judul "Andalusia, Journey To A Lost Kingdom".
Direktur Pemasaran Garuda Arif Wibowo mengatakan, pada tahun 2011, lebih dari 300 ribu umat Muslim dari tanah air menunaikan ibadah umrah. "Diperkirakan tahun ini meningkat, karena daftar tunggu ibadah haji sudah cukup banyak, masyarakat bisa umrah dulu," katanya. (ks)
Sumber: kemenag.go.id
19.17 | Posted in Berita, Haji, Seputar Kemenag | Read More »
Cinta Tak (Mungkin) Terbalas
18.14 | Posted in Catatan | Read More »